Wednesday, April 13, 2011

Dan Blog Pun Jadi Terbengkalai.

Rasanya udah lama tidak posting disini. Gara-garanya lagi keasikan main di tempat lain. Mau liat taman bermain yang lagi sering aku datangi akhir-akhir ini? Ini snapshot-nya. Di klik aja kalau mau lihat gambar versi besarnya. Kalau mau ikutan main, monggo mampir. Tinggal klik tulisan dibawah gambar aja.


Yuk, kita bermain bersama!

Sunday, April 10, 2011

Katakan

Jangan lupa bilang sayang atau kangen pada orang yang kamu cintai. Kapanpun kamu punya waktu. Mana kita pernah tahu, kalau itu akan jadi yang terakhir.

Saturday, April 9, 2011

Dikecup Matahari


Hari sabtu bangun pagi. Matahari saja belum tampak. Baru saja mematikan alarmnya yang berbunyi terus menerus. Tapi dia masih malas bangun. Jadi dia goler-goler saja di kasurnya. Mengulet terus. Menarik kembali selimutnya sebatas dagu, sambil berkata dalam hatinya, "15 menit lagi ah."

Tapi aku sudah bergegas. Aku harus berangkat. Segera! Sepertiga terburu-buru, melahap roti panggang beroles butter. Menyeruput teh beraroma vanilla yang baru diseduh Ditambahkan 1 1/2 sendok teh gula. Secangkir teh setengah manis. Teh yang lucu sekali. Setengah manis.

Tidak pakai mandi. Hanya cuci muka dan ganti baju. Menjejalkan ini dan itu ke tas dengan asal. Berpamitan. Dan aku sudah duduk di belakang bapak ojeg langganan. Diboncengnya sampai ke kolam renang. Aku janji temui matahari disana pagi ini. Kita mau main air.

Sudah tidak sabar, aku jadi gembira sendiri. Bernyanyi-nyanyi dan senyum-senyum sendiri selama motor melaju. Menembus sejuknya pagi. Dingin. Udara masih berbalut embun pagi. Harum. Tapi wanginya cuma bisa ditemui sebelum matahari muncul.

Di lampu merah asik tengok kiri kanan. Berusaha mengintip kedalam mobil yang supirnya masih ngantuk. Menguap lebih dari 5x selama 1 periode lampu merah. Mungkin semalam begadang menyelesaikan laporan. Atas dia juga punya janji dengan temui matahari juga. Maka terpaksa bangun pagi. Hm, apapun cerita dia pagi ini. Aku tinggal sedikit lagi sampai. 2 belokan lagi.

Sampai ingin teriak rasanya. Matahari sudah bangun! Terasa jemarinya yang hangat mengelus wajahku. Dan mataku disilaukan sinarnya. Tunggu aku, tunggu aku, matahari. Di kolam kita jumpa ya. Hangatkan dulu airnya, biar aku tidak menggigil saat menceburkan badan kedalamnya. Ah, aku senang sekali.

Main air. Bersama matahari. Seharian. Sampai dia sendiri keringetan. Gerimis. Mungkin matahari melap keringatnya pakai tangan dan melemparnya kebawah. Maka kita kebagian gerimisnya sedikit. Lalu terang lagi. Dan aku main lagi. Sampai pusing kepanasan. Rambutku bau matahari. Di pegang, puncak kepalaku sudah panas sekali.

Aku pamit pulang. Sudah cape. Lagipula sudah hampir maghrib. Nanti matahari dimarahi semesta kalau tidak pulang kerumahnya tepat waktu. Sebelum pulang, sepertinya matahari sempat cium pipi kiri dan kananku. Karena sampai sekarang masih terus bersemu merah. Ah, hari ini aku dikecup matahari!

Thursday, April 7, 2011

Meow! Aku ingin menjadi kucing saja.

Aku ingin menjadi seekor kucing saja!

Dengan bulu yang halus dan lembut. Buluku 3 warna. Didominasi warna hitam dan putih, dengan sedikit warna kuning sebagai pemanisnya. Ekorku panjang. Aku rajin sekali grooming. Kamu bisa lihat dari buluku yang selalu bersih ini. Coba lihat mataku. Mataku bulat besar. Dengan iris berwarna hijau kebiruan.

Aku tergila-gila pada mentari yang bersinar terang. Hangat. Aku sering tertidur bermandikan matahari setelah lelah bermain bersama kupu-kupu. Berlarian mengejar capung. Bersembunyi di antara rerumputan yang tumbuh subur. Melihat bunga-bunga yang menari-nari tertiup angin. Mendengar kicau burung. Mengamati mereka berlompatan ranting ke ranting. Aku suka bermain!

Hobiku tidur. Membulat di atas alas kain. Dan makanku banyak sekali. Pantas saja perutku ini bulat. Buncit dan besar. Ah, tapi kamu jangan salah! Aku pasti masih tetap lebih lincah daripada kamu. Dan kamu akan kepayahan mengejarku.

Aku kucing yang manis dan baik. Tidak akan mengasah kuku di sofa kesayanganmu. Kalau kamu sedang asik membaca di sana. Aku pasti akan duduk disebelahmu. Menopangkan kepalaku di pahamu. Mendengkur manja. Menemanimu. Dan kamu akan mengelus-elus perutku sampai aku jatuh tertidur.

Siang ini aku mengantuk sekali. Kekenyangan menghabiskan semangkuk makanan kesukaanku. Dan kelelahan bermain kejar-kejaran dengan 3 sahabatku yang berbulu abu-abu dan corak putih disana sini, kuning loreng-loreng, dan putih hitam. Aku sudah mulai grooming. Sebentar lagi kamu akan menemukan aku sudah membulat diatas keset. Mengisi ulang energi.



Aku ingin menjadi kucing saja.
Supaya tidak perlu pusing-pusing menyelesaikan tugas.
Dan tak perlu presentasi.

Wednesday, April 6, 2011

buntu

Bukan malas. Sungguh aku tidak malas. Aku betul-betul ingin selesaikan ini. Aku sangat ingin ini segera usai. Agar aku tak berhutang lagi. Bahkan pinjaman ini datangnya dari diriku sendiri. Aku tidak mau terus ditagih. Diminta pemenuhan janji.

Tapi aku luar biasa mengantuk. Aku hari ini kelebihan stok rasa kantuk. Kalau boleh, aku mau bagi sedikit untuk setiap pengidap insomnia. Biar mereka bisa tidur nyenyak malam ini. Dan hutangku bisa aku lunasi. Hari ini juga. Malam ini juga.

Ah, mata. Waktuku sempit. Tolonglah. Berdamai denganku. Jangan terus menerus memaksa untuk saling berlekatan. Berpelukan. Bercinta dengan pasangan kalian. Malam ini saja. Besok kamu boleh banyak-banyak meminta waktuku.

Huruf-huruf. Aku juga memohon bantuan kalian. Berhentilah bermain petak umpet. Tanpa kalian aling bersembunyi saja, kalian sudah berserakan dimana-mana. Aku ini butuh kalian kompak. Bersatu. Membentuk kata. Merangkai kalimat. Menyusun paragraf. Dan kalian harus jadi ilmiah.

Jariku pusing. Otakku keriting. Mengetik di lembaran putih, yang sudah berjam-jam tetap saja polos. Tombol backspace dan delete bergantian aku ketuk. Hapus lagi. Hapus terus.

Mampet. Seperti hidung yang tersumpat ketika flu. Bernafas tetap bisa. Tapi sesak. Menghirup udara tetap mampu. Hanya saja sulit.

Ide enggan menampakkan diri malam ini. Sepertinya sedang tidak enak badan. Jadi tidur cepat. Pantas saja aku terjebak di gang sempit yang buntu malam ini.

Friday, March 25, 2011

Doa Pendek

Tuhan, kasih kesehatan yang banyak
dan melimpah ya untuk
mereka yang tercinta.

Amin.

Bumi Kecil dan Mataharinya

Kalau aku ini sebuah planet yang bernama bumi, Maka Romo adalah mataharinya.

Di bumi, ada milyaran manusia. Sesak! Semua punya tujuannya masing-masing. Punya kegiatan, keunikan, keinginannya sendiri-sendiri. Bergerak bebas sesuai dengan kehendaknya. Mengejar ambisi dan mimpinya. Sibuk!

Aku ini si planet bumi. Dan sel-sel yang ada dalam tubuhku jadi milyaran manusianya.

Matahari itu memberi terang. Biarpun awan gelap dan tebal kadang berusaha keras menutupinya. Tapi matahari akan tetap saja bersinar. Memberi cahaya, sekuat tenaga yang dimilikinya supaya kita tidak tersesat dalam gelap.

Dan Romo adalah matahari yang beri terang padaku, si bumi kecil.

Matahari itu sumber energi. Kamu tahu? Matahari itu menyediakan 10.000 kali energi manusia. Dan dia berikan semua energinya itu, g.r.a.t.i.s! Ya. Begitu tulusnya dan hebatnya matahari. Tak kenal lelah. Dengan keikhlasan yang berlimpah ruah, dia bagikan energinya untukku.

Dan Romo yang jadi sumber energiku setiap hari.

Matahari itu hangat. Tanpa matahari, bumi pasti kedinginan. Percaya atau tidak, biarpun jarak bumi dan matahari bisa mencapai ribuan kilometer tapi dia sering memelukku. Tangannya panjang sekali, bisa menggapaiku dimana saja. Setiap hari dia memelukku. Hangat dan nyaman sekali. Matahari juga suka menciumku. Sampai rambutku jadi wangi matahari. Aku suka sekali!

Ya, Romo yang peluk dan cium aku setiap hari. Dimanapun dia berada. Merengkuhku penuh cinta.

Matahari itu tak kalah sibuk dengan bumi. Kesibukannya 24 jam dalam sehari, sepanjang tahun. Dia berotasi mengelilingi sumbunya. Juga bergerak diantara gugusan bintang mengelilingi pusat galaksi. Tapi sesibuk apapun, matahari selalu terbit setiap pagi untuk mengantar bumi. Dan menjemputnya kembali pada sore hari, untuk pulang ke rumah.

Dan matahari ada sumber kehidupan. Kalau matahari pergi. Bumi akan mati.


Bumi terus berotasi setiap hari,
Berputar pada porosnya.
Menjalani kehidupannya di tata surya.
Sambil berevolusi mengelilingi matahari.

Aku planet bumi.
Berotasi pada keseharianku.
Sambil terus berevolusi memutari matahari.
Mengitari Romo.
Pusat kehidupanku.

Monday, March 21, 2011

25 tahun

Jam dinding baru saja berdentang 12 kali. Sudah berganti hari rupanya. Sudah jadi 21 maret. Ah, ini hari kesukaanku.

Sudah 25 tahun sejak 1986.

Sekarang ini sudah masuk tahun ke-25ku. Rasanya tak banyak berubah. Aku masih berteduh dibawah atap yang sama dengan Romo. Sama seperti pada tahun 1986. Juga seperti di tahun 2000 kemarin. Tapi pada kenyataannya, sudah ribuan detik yang berlalu. Dan banyak yang tak lagi sama.

Satu yang tak berubah. Aku masih dan selalu jadi anak perempuan kecil Romo. Yang selalu mencari dan memanggil Romo. Masih jadi anak kecil manjanya Romo.

Sudah 25 tahun Romo terus bimbing aku. Di wajahnya sekarang sudah mulau tampak raut-raut lelah. Tapi belum pernah aku lihat beliau putus asa. Aku iri dengan keteguhan hatinya. Aku sendiri mungkin sudah akan menyerah saat tersandung batu pada langkah ke-10 dari ribuan langkah perjalanan panjang yang harus aku tempuh.

Aku sering sekali ingin menangis melihat gurat-gurat letih beliau. Rasanya ingin aku gantikan saja posisinya. Biar Romo bisa bersantai saja dirumah. Bermain rubik, atau bercanda dengan kucing-kucing kesayangannya. Tapi nyatanya, sampai hari ini aku masih belum bisa. Aku masih lemah. Aku masih gagal.

Ah, mengingatnya saja sudah membuatku berlinang air mata.

Romo itu tempat berlabuhku. Entahlah bagaimana jadinya aku tanpa beliau. Mungkin jalanku akan terseok-seok. Aku pasti tersesat di dunia ini. Kalau tanpa tuntunannya, dan 25 tahun hidupku yang sudah dibangunnya dengan sempurna, aku pasti sudah terkapar, tak berdaya, duduk menangis meraung-raung di tepi jalan. Kehilangan arah. Tak punya petunjuk. Aku tidak mau melepaskan genggaman tangannya. Tidak hari ini, tidak juga besok. Sampai kapanpun juga tetap tidak. Tak peduli berapapun usiaku nanti.

Di mataku, Romo masih tetap tampan, masih gagah. Begitu aku selalu memandangnya. Selalu buat aku jatuh cinta. Aku jatuh cinta pada keabadian cintanya yang ditumpahkan padaku. Aku ingin terus bisa menjaga cinta itu. Selamanya. Terhitung sejak denyut nadiku yang pertama, hingga yang terakhir.

Ada tidak ya yang mencintaiku seperti Romo? Apa ada yang bisa membuat aku merasa dicintai dan menjadikan aku ingin terus mencintainya tanpa henti seperti yang aku selalu rasakan dari Romo? Kalau ada, aku akan kenalkan pada Romo. Dan aku akan genggam tangannya tak kalah erat dengan milik beliau.

Ini 21 maret 2011. Ini ulang tahunku yang ke-25. Rasanya aku ingin memeluk beliau, lalu mengatakan, "Aku sayang Romo. Terimakasih sudah membuat roda kehidupanku terus berputar tanpa henti."

Saturday, March 19, 2011

kutitip doa untuk ibumu


sudah beberapa hari ini ibumu terlintas terus di kepalaku. entah kenapa. apa kabarnya beliau? sudah membaikkah beliau? semoga jawabmu iya. ada sedikit rasa khawatir menyusup dalam hatiku sejak tahu ibumu sakit. dan kawatir itu masih tetap tinggal sampai hari ini.

aku belum pernah kenal betul dengan mamih, begitu kan kamu panggil beliau? hanya sebatas cerita-ceritanya saja yang selalu aku dengar darimu. tapi aku merasa mamih pasti orang yang luar biasa. hebat. karena kalau tidak begitu, kamu belum tentu jadi seperti yang aku kenal saat ini.

titip ucapan terimakasih dariku untuk mamih ya. terimakasih karena sudah memberikan aku seorang sahabat yang baik. sudah mendidikmu dan membentuk pribadimu. rasanya tanpa beliau kamu tidak akan jadi sekuat dan sesabar ini. juga terimakasih karena aku jadi punya teman yang sangat menyenangkan.

kamu yang suka sarapan kerupuk udang, membawa bekal teh pahit dalam gelas tupperware, dan berjas hujan pink. tidak lupa membeli tabloid dan jajan lumpiah basah sepulang kuliah. kamu yang catatannya sering aku culik.

aku ingin mamih segera pulih. dan operasi yang nanti akan dihadapinya lancar. biar kamu tidak sedih terus. aku tau meski tak pernah lupa untuk tertawa setiap harinya. tapi sedih seringkali menyelinap di keseharianmu. dukung mamih terus ya. biar kalian bisa duet lagi ke dapur.

aku titipkan juga doaku lewat semesta. pada langit. dan pada malam yang sunyi. biar Tuhan dengar doaku, doamu, doa kita. dan dikabulkannya.


hey, tidak boleh nangis. hapus dulu air matamu!

Sunday, March 13, 2011

marah pada matahari

aku murka. pada matahari. aku tumpahkan. amarah meluap. meletup-letup seperti api memakan kayu, menghabiskannya menjadi arang. panas. melebihi panas dirinya.

matahari hanya diam saja. dia tertunduk lesu.

kenapa aku marah, katamu? kamu ingat, waktu aku bilang rindu. ingin jumpa. ingat? sekarang putar lagi otakmu. ingat apa tanggapanmu? lupa? aku ingat dengan jelas. kamu tertawa. ya, tertawa. hahahaha, katamu.

hey, matahari. kamu tau?

kamu sudah menoreh. menggores. menghujamku dengan pisau tumpul. sekali tusuk. mantap. dalam. cairan merah segar berbau amis mengalir. menggenang di lantai kamar. bercampur dengan tetesan air.

aku yakin. kamu tidak tau, wahai matahari. kamu tidak pernah tau. kamu lihat. tapi kamu tidak sadar. kamu terlalu acuh.

dengarkan aku matahari!

jangan kamu tertawa bila aku menumpahkan kata rindu. ada perasaanku yang aku letakkan dibaliknya. aku setengah mati mengucapnya. menahan pita suaraku, agar tak bergetar saat mengatakan. memohon pada mataku sendiri untuk jangan berair.

kamu jahat. kamu lukai aku. padahal aku selalu menyukaimu karena hangatmu. cerahmu. panasmu.

kenapa sekarang ada awan kelabu di wajahmu, matahari? kamu terkejut menerima layangan tinjuku ini?awan itu untuk menutupi lebam biru yang tertinggal? buka saja awannya. biar kamu selalu bisa lihat saat kamu berkaca. lebam biru itu akan selalu jadi pengingat bagimu.

selamat malam, matahari. mungkin esok aku sudah tak marah. mungkin juga masih. berdoa saja, senyumku besok tak palsu.


It's so many miles and so long since I've met you
Don't even know what I'll say when I get to you
But suddenly now, I know where I belong
It's many hundred miles and it won't be long

~ Feist & Ben Gibbard - Train Song ~

Thursday, March 3, 2011

video gathering #30HariMenulisSuratCinta

gathering #30harimenulissuratcinta kemarin melahirkan sebuah video testimoni para penulis dan pembaca project ini.

sila disimak video persembahan dari @heykila ini. berikut video dan kutipan sepatah dua patah kata darinya yang aku kutip langsung dari tumblr-nya. selamat menonton ya!


Video Gathering Para Penulis dan Pembaca #30HariMenulisSuratCinta

dengan bangga saya dedikasikan video ini kepada para peserta #30HariMenulisSuratCinta

dengan melewati banyak kesukaran dan rintangan menghadang selama beberapa hari, akhirnya video ini selesai di edit dengan seadanya. bukan kualitasnya yang penting tapi pesan2 yang di sampaikan mereka semua yang patut di simak :D

mohon maaf untuk waktu yang agak sedikit lama

selamat menonton, siapkan makanan kecil di samping anda karna mungkin nunggu buffernya rada lama

- @heykila

Wednesday, March 2, 2011

trust

berusahalah untuk tidak merusak kepercayaan seseorang

Tuesday, March 1, 2011

challenge

go ahead and challenge your self

Monday, February 28, 2011

march is about to come

february is changing into march in just several hours. i'm super excited. as excited as a kitten chasing its own tail. ah, i just can't wait for march to come.

i love march. as simple as i love to tap my fingers on the keyboard. march come out as the month i mostly enjoy as long as i lived in this world. somehow it has its own fun. as much as good thing also happens in the other months. but anything good happens in march, feels so damn better.

i am planning to do something the whole next month. haven't quite figured it out tho'. it has to be something nice, something challenging, and definitely something i like. because its gonna be a little present for me. yay!

have to do some thinking right now. so see you in a bit, fellas!

Friday, February 25, 2011

gula yang merindu kopi

dalam cangkir kita berpadu. kopi hitam 3 sendok. gula pasir 2 sendok. disirami air panas, kita pun larut jadi satu. tanpa tambahan susu ataupun creamer. karena mereka hanya akan jadi pihak ketiga. cangkir itu hanya cukup untuk kita berdua saja. kombinasi 3-2 sudah jadi yang paling pas.

kamu itu kopi yang paling menyenangkan. gelap. pahit. tapi aromanya yang kuat begitu meneduhkan. membangkitkan naluriku, si gula, untuk terus mendekatimu. dan pada akhirnya kita bertemu di dalam gelas itu. aku hanya ingin memberi sentuhan manis. sedikit saja cukup. agar pahitmu sedikit tenang. tidak terlalu buas.

sudah beberapa pagi ini tidak lagi terdengar bunyi ketel tanda air sudah mendidih. cangkir pun terlungkup saja. tak menengadah di temani sendok, sambil menunggu kita datang. pagi jadi sepi tanpa kamu. ah.

rasanya ingin memecahkan tempatku bernaung ini. melihat kamu yang hanya terhalangi botol kaca. tepat disebelah botolku. berdempetan.

kopi, ada apa? kamu tak lagi pekat. apa bosan dalam botol? aku juga. bahkan aku tak lagi merasa manis. aku hambar. aku rindu berpeluk mesra denganmu dalam cangkir. tergelak dalam tawa disana. menuangkan semua cinta. saling mengulas senyum.

ah. aku harus lakukan sesuatu.

besok temui aku ya di tempat biasa. tapi sedikit lebih pagi. aku baru saja berbisik pada cangkir untuk menyiapkan penampilannya yang terbaik untuk kita. dan juga minta pada ketel untuk berteriak dengan suaranya yang paling lantang esok pagi. biar semua terbangun. biar semua bisa rasakan. kombinasi paling indah dari kopi dan gula yang saling merindu.

kopi dengan aroma kuat yang paling harum dengan rasa manis yang melengkapi.

Thursday, February 24, 2011

Hei Bung!

Aku ini perempuan penyuka kepastian. Tidak butuh abu-abu. Aku hanya mau terima hitam atau putih. Jangan kasih aku setengah-setengah. Aku tidak mau. Isi atau kosong. Tentukan. Pilih salah satu.

Jangan terlalu santai, Bung. Tegaslah pada hidupmu sendiri. Perempuan macam aku akan malas denganmu, kalau kamu tidak tahu mau jadi apa. Tentukan jalanmu, Bung. Sesekali boleh tengok peta. Tapi jangan sampai tersesat hanya karena tak bisa baca kompas, dan tak kunjung menentukan belok kiri, kanan atau terus.

Perempuan macam aku ini jenuh kalau terus harus menunggu. Hanya karena kamu terus menunda. Bung, aku memang bilang santai. Tapi bukan menggampangkan ya. Ingat! Suatu hari kamu akan menyesal pernah melakukannya.

Bisa buang kata tapi yang terlalu banyak kamu tulis di lembar kertas putih rencanamu itu? Tapi hanya akan membuatmu malas. Tapi itu bersaudara dengan alasan. Tapi dan alasan adalah kembar. Kembar identik, atau monozigotik. Terserahlah mau sebut dengan istilah yang mana. Sama saja. Keduanya berasal dari satu sel yang sama. Dibuahi. Jadi Zigot. Membelah jadi dua embrio. Berkembang di rahim yang sama. Kemudian lahir sebagai dua individu. Tapi dan Alasan. Jadi bisa ngerti kan sebagaimana miripnya mereka berdua?

Perempuan sepertiku tidak akan ragu untuk membuatmu jera dengan kebiasaanmu bertindak terlalu impulsif. Impulisif memang baik, Bung. Membuatmu jadi lebih hidup. Namun, terlalu impulsif hanya menjadikanmu manusia tanpa masa depan. Kamu jadi tidak tahu hendak berbuat apa. Istana impian penuh harapan. Jangan harap akan ada. Habis termakan sifat terlalu meletup-letup itu. Kendalikan sedikit. Kapan istananya rampung kalau pondasinya kamu pindahkan terus, Bung?

Hei Bung! Bangunlah dari tidur siangmu. Jangan terlalu nyenyak. Terbuai mimpi anda nantinya. Bangun, ingat mimpi indahmu, lalu wujudkan. Usaha! Banyak cara kalau kamu cerdik. Tetapi jangan licik. Pasti tercapai.

Aku, perempuan yang meski membenci hal-hal buruk itu. Tapi masih mau menyisakan ruang bagi anda. Kamu boleh mampir. Boleh juga tinggal. Asal kamu sudah tak ragu mau jadi orang hebat tipe yang mana.

Aku tunggu, Bung! Pintu belum saya kunci. Hanya tertutup. Ketuk dan akan saya bukakan.

Wednesday, February 23, 2011

tuan menghina. nyonya diam saja. saya muak!

saya tidak suka dengan yang anda lakukan, tuan. awalnya saya kira memang anda hanya sebatas bercanda. bergurau lewat kata. lama-lama terdengar seperti mengejek. tertawa anda memang seiring dengan kalimat-kalimat yang terlontar. dan tawa anda hanya mempertegas sebagaimana dangkalnya anda tidak tahu batas dalam bergurau.

dan nyonya. kenapa diam saja. tidak risih? saya bisa baca bahwa anda tersinggung. dan bersembunyi dalam tawa yang menanggapi gurauan bodoh dari tuan. apalagi dengan kata-kata "ayo, mau bilang apalagi."

anda rasis tuan. tidak bisa lihat nyonya sudah berupaya mempertahankan diri? jadi bisa tutup mulut anda tidak? saya muak dengarnya. bahkan menghindar berada di ruangan yang sama dengan anda pun tidak bisa. karena tawa anda membahana keseluruh penjuru.

ya ya. saya tau, anda pasti akan beralibi hanya bercanda. tapi tuan tidak sadar? tuan tidak lagi berada di batas bercanda. anda sudah ada di tingkat menghina. anda kelewat sombong sampai tidak sadar bahwa sudah naik tangga terus tanpa henti sampai di tingkat itu. hati-hati tuan.

nyonya, saya tahu hati anda sebenarnya terluka. maka jangan terlampau murah hati lah. bela sedikit diri anda sendiri. tak mau kan selamanya ditindas? ditindas kata-kata. sakit pasti. ayolah nyonya, bangun! tidak muak kah anda?

saya iya. padahal, siapa saya?


Friday, February 18, 2011

gue punya geng baru!

gue bener-bener senang dengan gathering yang gue datengin beberapa hari yang lalu. ini gathering yang pertama dan (mudah-mudahan) bukan jadi yang terakhir.

meski awalnya ragu untuk datang, karena malu. ya, malu. percayalah! orang kayak gue juga bisa malu. malunya karena gak kenal siapa-siapa pada awalnya. tapi gue bersyukur dengan amat sangat, terimakasih Allah menghilangkan rasa malu ini tanggal 15 februari kemarin. gue akhirnya bisa ketemu dengan orang-orang (baca : penulis) yang istimewa. akhirnya bisa tatap muka dengan mereka yang selama ini hanya gue temui lewat kata di dunia maya. dan ternyata mereka, mereka, *tahan nafas*, mereka luar biasa. yang pasti gue seneng banget karena gue bisa ketemu orang-orang baru yang (ternyata) punya pemikiran yang bener-bener hebat.

tapi,

yang paling bikin gue merasa riang gembira syalalala adalah gue bisa berkenalan dengan 2 orang. sebut saja mereka @heykila dan @kandelakandeli. 2 orang ini, diam-diam asik. begitu gue bilangnya. diam-diam asik itu artinya, gue kira pendiam tapi taunya asik banget. saking asiknya gue malah sampe jadi punya project bareng mereka. project ini, nanti sajalah diceritakan. posting yang lain aja. mereka ini asik banget. tulisan mereka juga ga kalah asik. yang satu tulisannya bangke, yang satunya tulisannya lucu! ya itu sih pendapat gue sendiri, boleh tilik sendiri blog mereka ya.

berkata-kata tentang kami,
kami ini lahir 15 februari 2011. masih sangat muda belia. kami ini geng LangitSore. kami ini sejenis manusia-manusia pencinta air, tapi dalam bentuk yang berbeda. air hujan dan air laut. tebak tebak sajalah yang mana yang suka yang mana. kami ini sejenis manusia-manusia kebanyakan ide, kurang realisasinya. dan project ini yang jadi semacam lem buat kami. kami ini baru bertemu, tapi rasanya seperti sudah lama kenal.

dan kami sekarang saling kangen!

~ini lah kami, teman baru, orang lama~

Wednesday, February 16, 2011

30harimenulissuratcinta, sebuah testimoni

30 hari.
menulis surat cinta.

surat cinta bukan sekedar tulisan tentang cinta. bukan hanya tulisan untuk yang tercinta. tapi sebuah rangkaian kata dimana hati dititipkan lewat tulisan. hati yang merindu. hati yang mencinta. hati yang tersakiti. hati yang memaafkan.
mengungkap rasa lewat kata. menyusun huruf menjadi kata, menjadi kalimat, menjadi paragraf, dibubuhi kasih sayang, menjadi sebuah surat. surat cinta.

surat cinta itu penuh kejujuran. karena semua perasaan digoreskan jadi tulisan. surat cinta itu tidak pernah bohong, dia akan manis saat si penulis berbunga-bunga. dia akan galak, saat empunya marah. dan dia akan penuh air mata, saat perangkainya patah hati.

30 hari.
menulis surat cinta.

menyampaikan rasa yang tersembunyi lewat surat kaleng. menunjukkan kekaguman lewat surat untuk seleb. dan menyapa para selebtwits. ya itulah 30harimenulissuratcinta.

30 hari penuh cinta di semua timeline, baik penulis, penyimak, dan pastinya para pencetus project ini. mengikuti project ini luar biasa rasanya. membaca tulisan-tulisan yang liar, imajinasi yang berkeliaran, rahasia terungkap, dan pastinya penuh cinta. ikut menulis untuk project ini betul-betul membuat gue jadi semakin lugas mengungkap cinta. semakin jujur. semakin menggebu-gebu untuk mencinta lewat kata.

jangan bilang tidak bisa menulis surat cinta. karena, tidak perlu pintar menyusun kata untuk bisa menulisnya. surat cinta hanya butuh hati untuk menyatukan semuanya, rasa dan kata.

surat cinta untuk mereka

lewatlah sudah rutinitas #30harimenulissuratcinta. usai sudah beromba-lomba dengan deadline untuk menyelesaikan surat-surat curahan cinta. tapi rupanya 2 hari setelahnya malah membuat aku jadi terkenang kembali dengan rutinitas yang jadi awal dari kegiatan menulis surat cinta.

kembali ke sekian tahun yang lalu. saat masih berlabel anak kecil, pergi ke sekolah dengan seragam putih merah. dimana masalah terbesar dalam hidup hanyalah sebatas "akan dihukum kalau tidak buat pr dan dapat nilai jelek". tahun-tahun dengan usia yang besarnya masih 1 digit, tapi bisa menghasilkan surat-surat cinta yang berlembar-lembar.

ketika pulang sekolah jadi saat-saat yang dinanti, bukan karena akhirnya selesai sekolah. tapi karena akhirnya bisa punya waktu untuk menuangkan cinta diatas kertas. ya, menulis surat cinta. surat cinta untuk mama dan romo. dua orang penting dalam hidupku. romantisme anak dan orangtua. sepercik rindu dan setuang kasih, tersimpan dalam lembaran surat cinta.

lucu kalau ingat semuanya. saat diam-diam masuk ke kamar mereka, sekedar menyelipkan surat di lemari baju. atau menggantungkannya di pegangan pintu, atau sesekali mencuri kesempatan untuk menyelipkan di antara baju. lalu kembali nonton tv atau main game, pura-pura tidak ada sesuatu. padahal hati ketar ketir menunggu lembar-lembar itu dibaca. dan kemudian aku diberi seulas senyum, serta kata-kata "makasih ya, untuk suratnya!"

kertas yang dihias, amplop yang dibuat sendiri. jadi media untuk bercerita. bertukar, ya bertukar cinta. karena sesekali surat-surat itu berbalas. sesekali mereka yang menyempatkan untuk bertukar kata denganku. luar biasa rasanya menerima balasan. meski jarang sekali dan sangat bisa untuk dihitung jumlahnya. tapi sudah cukup untuk membuat seorang bocah merasa senang, bahkan lebih rasanya daripada baru mendapatkan mainan baru. tapi sama senangnya saat baru dibelikan buku bacaan baru.

apa sih yang membuat seorang anak kecil terinspirasi untuk menulis surat untuk orangtuanya? bahkan lewat sekian belas tahun setelahnya aku masih belum bisa jawab pertanyaan ini. cuma ingin bilang sayang, mungkin. cuma pemanjangan dari sekalimat "aku sayang mama. aku sayang romo." mungkin, atau bahkan terlalu cinta sampai tidak lagi bisa berkata-kata langsung, dan membiarkan tangan yang menari-nari di kertas menuangkan semua cintanya. tidak ada inspirasi, yang ada hanya iseng. berawal dari keinginan membuat kejutan, ingin memberi sesuatu, dan hanya mampu memberi surat. sampai akhirnya jadi rutinitas.

dan sesekali rutinitas itu masih aku lakukan.

ditambah dengan kado-kado kecil. tak peduli hari apa. tak peduli ada perayaan atau tidak. tapi aku senang memberi kado untuk mereka. dari rubik untuk menambah koleksi romo, syal untuk melindungi mama dari dinginnya subuh, atau hanya kue buatan sendiri untuk teman mereka menonton tv di hari sabtu sore. sekedar 2 sachet kopi jahe kesukaan mama untuk diseduh pagi-pagi atau sari kacang hijau untuk teman diperjalanan romo pulang dari kantor. tapi yang sederhana itu jadi sarana menumpahkan cinta.

aku suka memberi mereka sesuatu. yang aku tau mereka pasti suka. aku suka menulis surat untuk mereka. karena aku bisa bilang semua lewat surat. aku suka menghabiskan semua waktuku memikirkan dan mencari ide untuk menyenangkan mereka. aku suka mereka jadi senyum karena lihat kejutan dari, karena mereka betul-betul tidak pernah menduganya.

surat cintaku terakhir tertanggal 5 februari kemarin. tepat 3 hari sebelum romo ulang tahun. tapi surat cinta yang aku paling suka tertanggal 3 september 2010. kamu boleh baca. aku akan mengutipnya.
dear mama,
ini sebentuk "hati" dariku spesial untuk mama. mudah-mudahan mama seneng terimanya. ini ungkapan terimakasih aku untuk semua yang mama udah kasih untuk aku. nasehat-nasehat, saran-saran yang mama kasih untuk aku dengan cara mama sendiri. kesempatan untuk aku belajar. semuanyaaaa... maaf aku belum bisa balas, maaf belum bisa ngasih apa-apa untuk mama. maaf kalau aku masih suka nakal. tapi sesungguhnya aku sayang sama mama dan ini "hatiku" untuk mama.
peluk&cium,
kak echi
dan
dear romo,
ini ada sebentuk "hati" dari aku untuk romo. sekedar ungkapan perasaan sayang, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf dariku untuk romo. terimalasih untuk semua kesempatan yang romo udah kasih untuk aku sampe hari ini, untuk semua keinginan (sekecil apapun) yang selalu romo penuhi. maaf aku belum bisa balas itu semua, maaf aku belum bisa kasih apa-apa untuk romo. terimakasih untuk dunia yang romo udah bangun buat aku. mudah-mudahan romo seneng terima hati aku ini.
peluk&cium
kak echi


kedua surat ini, datang kepada mereka bersamaan dengan kue berbentuk hati yang aku bikin khusus. khusus kue kesukaan mereka. dan khusus karena aku mau menulis surat ini.

khusus. karena aku terlampau cinta mereka.

Monday, February 14, 2011

30. I Lost My Words

My dear,

Among the colors, you're not black nor white.
You're gray.
From all the shapes.
You are shapeless.
You're not sweet nor bitter. Nor its mixture.
You're insipid.
I'm not anxious to tell who you are.
It's your mind I want to swim in.
It's your soul I want to dance with.
It's your heart I want to sing along with.
So I can see through your eyes.
I can walk in your shoes.
Scream with your lips.
Use your ear to listen.
And have thoughts from your brain.

Because I am clueless,
And completely lost in every way of you.

Love,
Your dearie.

Monday, January 31, 2011

18. Dimataku, Kalianlah Selebtwitts !

Kepada @perempuansore, @ekaOtto, @omemdisini, dan @tuannico, para Tukang @PosCinta di tempatnya masing-masing.

Selamat malam semuanya!

Seneng deh dengan tema hari ke-18 ini. Soalnya dari awal, aku belom pernah ada kesempatan dan belom menyempatkan untuk menulis sepatah dua patah kata untuk kalian. Dan hari ke-18 ini jadi moment yang pas banget!

Gak kerasa ya sudah di penghujung bulan Januari, dan sudah hari ke-18 di parade -tssaah, paradeee- #30HariMenulisSuratCinta ini. Berarti kurang lebih 2 minggu lagi parade ini bakalan usai, dan mudah-mudahan sih perhelatan ini gak berhenti sampe disini aja. Semoga ini jadi awal untuk project-project menarik dan menantang lainnya di kemudian hari.

#30HariMenulisSuratCinta ini tuh bikin mereka-mereka (termasuk aku pastinya) jadi keluar dari sarangnya. Keluar dari blognya masing-masing dan pamer surat cintanya masing-masing. Berusaha bikin yang bagus, yang menarik, yang mengharukan, yang menyentuh, yang lucu, yang, yang, yang, yang luar biasa deh pokoknya. Bikin penulis-penulis yang sebenernya berbakat tapi gak pernah terlihat jadi tampil, karyanya jadi terpampang di blog 30HariMenulisSuratCinta dibaca sekian banyak orang.

Project #30HariMenulisSuratCinta ini tuh luar biasa banget dimataku. Membuat kita-kita - atau setidaknya aku sendiri - jadi tertantang untuk mengolah isi hati, dan pikiran kedalam bentuk tulisan. Gak semua orang bisa melakukan itu, dan gak semuanya bisa merangkai kata dengan gesit. Tapi dengan adanya project ini, banyak yang tadinya bisu jadi bersuara dengan sangat lantang lewat surat-surat cintanya. Gara-gara siapa? Ya jelas karena kalian. Dan ini tuh keren banget.

Berapa banyak sih orang yang bisa menggerakkan sejumlah massa untuk melakukan sesuatu. Jangankan satu dunia twitter, ngajak temen-temen sendiri aja kalau caranya gak tepat, belom tentu mereka bisa dan mau untuk melakukannya. Tapi kalian berhasil. Kalian bisa jadi penggerak. Dalam waktu yang gak terlampau lama, hashtag 30HariMenulisSuratCinta pun berlarian di timelineku setiap harinya. Dan pastinya di timeline orang-orang lainnya diluar sana.

Belum lagi blognya yang sampai detik aku ngetik ini sudah dikunjungi 32081 kali. Itu sudah termasuk 10 kali (atau lebih) kunjungan dari aku sendiri tiap harinya. Itu udah jadi bukti yang lebih daripada cukup bahwa kalian dan project ini luar biasa berhasil.

Dan yang bikin aku senang, karena aku terlibat!

Oh ya, apa project ini ada rencana untuk dibukukan? Sepertinya seru ya kalau bisa dibukukan. Ayo ayo, diwujudkan aja! Kalau ada dalam bentuk buku, pasti aku berminta banget untuk punya.

Para Tukang Pos Cinta, terimakasih ya untuk kesempatannya. Kesempatan untuk berekplorasi dengan kata lewat surat-surat cinta ini. Aku gak sabar untuk ikut gathering tanggal 15 Februari nanti. Ketemu dengan kalian, dan pastinya para penulis surat cinta hebat lainnya.

Salam hangat, sehangat minyak telon dan kasih ibu,

P.S. Pengunjungnya udah 32103 aja lho?! WOW!!

Sunday, January 30, 2011

17. Senangnya Melihat Mas Pulang

Mas,
apa kabarnya? Sehat ya mudah-mudahan. Kangen deh sama kamu, Mas.

Kangen sekali malahan.

Dulu kita sering banget ngabisin waktu berdua. Malem-malem saling cerita. Curhat. Atau sekedar ngelawak gak penting, tapi tetep bisa bikin kita berdua ketawa sampe cape. Aku nemenin kamu belajar. Bantuin kamu ngelewatin masa-masa stress karena takut gak keterima spesialis. Kamu nemenin aku Kolokium. Dan yang paling bikin seneng, kamu dateng pas wisuda aku!! Jagain aku pas ngadepin oknum A. Dan yang paling menyenangkan, pas kita pergi berdua. Makan pancake, ngopi, makan froyo kesukaan kita, liat-liat kemeja. Tapi sekarang udah gak pernah. Kamu sibuk, aku sibuk. Bahkan sms atau saling telfon aja jaarrrang banget.

Kangen banget aku Mas. Kapan lagi kita punya waktu begitu? Waktu kita terbatas sekali sekarang.

Tapi gak apa ya Mas. Kamu tenang aja. Sebagaimana pun besarnya rasa kangen aku. Keinginan aku untuk ngeliat kamu sukses itu lebih besar lagi. Sukses jadi Spesialis Orthopaedi, yang begitu kamu cita-citain selama ini. Konsekuensinya ya kamu jadi jarang pulang. Gak apa kok, Mas. Tenang aja. Nantinya waktu kita untuk bersenang-senang seperti dulu itu pasti kembali. Dan kita pasti lebih bisa menikmatinya dengan sangat puas sekali.
Kamu udah lama ya gak pulang kerumah. Udah 2 minggu kira-kira. Lama gak sih itu sebenernya? Sebentar ya? Tapi, menurut aku lama lho itu. Biasanya kan tiap hari kamu ada dirumah. Ya setidaknya kalaupun gak tiap hari pulang, tapi frekuensi kamu ada di rumah itu lebih tinggi dibandingkan dengan ketidakhadiran kamu.

Waktu 2 minggu yang lalu, pas terakhir kamu pulang itu. Wah, seneng banget aku Mas. Ngeliat motor kamu terparkir di samping mobilnya Romo. Aku langsung sibuk puter otak, mau masak apa ya buat kamu.

Akhirnya, penawaran yang keluar dari mulut aku adalah "Mas, mau sandwich? Atau mie?". Dan jawaban kamu adalah "Dan". Yang kontan aja, bikin aku dan Mama ketawa terbahak-bahak. Selapar itu kah kamu, Mas? Atau kamu kangen aja dibikinin sesuatu. Ah, apapun itu. Yang pasti aku sih dengan senang hati bikinin apa aja buat kamu.

Setelah menghabiskan weekend dirumah, dan menghabiskan segala macem makanan. Akhirnya, kamu menyudahi weekendnya dengan pelukan hangat dan ucapan, "Terimakasih ya, weekend yang menyenangkan sekali". Seketika itu juga, mata rasanya mulai kabur dan terasa air mata mau tumpah.

Tetaplah bersemangat seperti sediakala ya, Mas. Kelelahan kamu mencapai cita-citamu, pastinya akan berbuah manis dan terbayarkan dengan sangat luar biasanya nantinya. Aku selalu doain kamu.

Oh ya, kapan pun kamu pulang, di freezer selalu ada es krim kok buat kamu. ;)

Salam sayang dan peluk erat,
adik kecilmu.

P.S : Ojo ngantuk ya, Mas. Hihihi..

Monday, January 24, 2011

11. Wow, Ternyata!

Wah, wah, wah...

Terkejut luar biasanya gw pas tau. Kalau ternyata. Ternyata temen SD gw - Drimi Padmodimuljo - yang udah bertahun-tahun hilang kontak. Dan baru bertemu lagi via Facebook sekitar akhir tahun 2008. Ternyata. Ternyata sekarang sudah jadi penyanyi terkenal! *mata melotot*

Sungguh-sungguh terkejut. Karena gw bahkan gak pernah tau bahwa temanku ini ternyata punya kemampuan menyanyi. Dan kemampuannya pastinya gak bisa diremehin dong. Pasti luar biasa deh. Buktinya, 19 Januari kemaren lagunya udah mulai mengudara di radio (hasil mengintip timelinenya @dreamofmoi). Wah, wah, wah, makin kagum aja deh jadinya.

Siapa sangka!

Payah banget ya, masa temen sendiri gak tau. Maaf ya Drim! Tapi wajar gak sih? Terakhir kita ketemu aja pas kita masih jaman SD. Kelas berapa-nya aja gw udah lupa. Tapi pas gw cerita-cerita ke nyokap tentang loe. Rupanya nyokap masih inget sama loe, "Oh, Drimi yang beginibeginibegini kan? Yang mamahnya begitubegitubegitu. Yada yada yada." Jadi panjang deh akhirnya nyokap berceritanya.

Eh, mau tau apa yang bikin ketawa pas baca timeline loe beberapa waktu lalu? Tweet loe yang begini nih, "bujeeeet. mixing/mastering aja belum keluar, bajakannya uda muncul. ruaaaar biasa!" Hahaha. Gw antara miris, tersindir, dan malu. Gak kenapa-kenapa sih, karena gw sendiri pun punya kecenderungan buat menikmati yang bajakan. *siap2ditikamsamasemuaorang* Oooppss. Pengakuan yang memalukan bukan? Tapi karena tweet loe itu, membuat gue jadi berjanji pada diri sendiri, "setidaknya untuk menikmati musiknya si Drimi, gue gak mau deh yang bajakan. Malu, Kawan!" Hahaha!

Ah, ya. Loe juga pasti bertanya-tanya. *iya gitu?**PD gilaa* "Apa-apaan sih nih si Echi nulis-nulis surat (cinta?) dan dipostingnya pula di blog?" This is why. Gue lagi berusaha mengikuti project #30harimenulissuratcinta yang dibikin sama @perempuansore, @ekaOtto, dan @omemdisini. Dan di hari ke-11 ini, gw berusaha memenuhi tema yang mereka kasih yaitu surat buat artis. Setelah stuck dengan ke-enggaktahu-an gw untuk nulis buat siapa. Gw pun teringat sama loe tiba-tiba. Loe dan kata-kata yang sering banget loe bilang, "Spread The Love". So, here I am, spreading the love of an old schoolmate to her former classmate! Hahaha! Silly me. Just kill me now, won't ya.

Baiklah, disudahi sajalah surat (cinta?) tiada bermutu ini. Loe kalo konser atau ada manggung di Bandung, kabarin gw yaa. Hihihi..

Spread The Love !

P.S. Foto loe gw catut dari foto yang ada di fanpages loe. Sorry ya tanpa ijin. :P

Sunday, January 23, 2011

10. Sabun dan Shampoo



Sabun dan shampoo,
kamu kan sekarang macem-macem ya variannya. Ukurannya lah. Kegunaannya lah. Banyak banget kan ya? Belom lagi wanginya. Ah, jangan kan ukuran aromanya. Harganya aja macem-macem. Dari yang biasa aja sampe yang bikin bengong.

Kamu kan gunanya untuk bikin kita bersih, bonusnya kita jadi wangi, kan ya?

Tapi kenapa ya kalian jarang berhasil bikin pacar aku jadi rajin mandi dan bercengkrama sama kalian? Aku keabisan ide harus gimana lagi biar dia tergugah. Kasian juga liat kalian menganggur, diem-diem kedinginan di kamar mandi. Berdampingan sama sikat gigi dan odol. Juga sabun cuci muka.

Atau aku yang kurang memotivasi dia?

Ayolah sabun, dan shampoo! Mari kita bekerja sama. Gerilya melawan kemalasan si pacar untuk mandi.

Jadi.. Besok rapat dulu ya denganku. Kita atur strategi. Tempatnya di kamar mandi atas, jam 5 pagi. Tunggu aku ya!


Saturday, January 22, 2011

9. Berbicara Pada Masa Depan

Masa depan,
bukan sekali dua kali aku bayangin kamu. Bukan pertama juga dalam (hampir) 25 tahun hidup aku, malam ini aku berkhayal. Mencoba menerka-nerka. Mencoba menggambar dalam benak, seperti apa kamu nantinya.

Apa aku masih dengan dia? Amin, mudah-mudahan kamu jawab iya. Kita berdua punya bayangan yang besar akan kamu. Kita berdua ingin bangun kamu, dari tingkat yang paling mendasar, sampai jadi sempurna.

Kami punya mimpi. Di mimpi kami, kamu itu indah. Sudah pasti ya. Mana ada orang yang memimpikan sesuatu yang buruk? Bukan kah mimpi selalu dibentuk jadi indah?

Masa depan,
di benak aku kamu itu rumit. Terlalu rumit bahkan. Banyak detail. Aku suka. Aku suka masa depanku kompleks. Aku suka karena kamu berkembang. Meski artinya aku harus kerja keras untuk bikin kamu jadi nyata.

Masa depan,
kamu itu komposisinya harapan dan mimpi. Kamu itu saat ini terwujud dalam gambar, yang hanya kita berdua yang tau seperti apa persisnya. Kamu itu harus dibayangkan supaya muncul jadi nyata.

Masa depan,
aku gak akan menyerah untu mendapatkan kamu. Jadi jangan pergi kemana-mana ya?

Friday, January 21, 2011

8. Terlampau Cinta Sama Candu

Hei kamu. Entahlah kapan awal mula, sebab, dan kapannya aku gak tau tepatnya aku mulai akrab sama kamu. Yang awalnya Cuma sekali dua kali menemuimu dalam sehari. Pada keadaan-keadaan tertentu. Sampai yang seperti tak bisa berhenti dan menahan keinginan untuk bertemu dengan kamu. Mungkin sudah lebih dari 4 tahun aku akrab sama kamu.

Puncak keakraban kita sepertinya pas aku skripsi. Stress luar biasa yang aku rasain, bener-bener seperti yang bisa diluapin dan dihilangkan sama kamu. Tapi ya semu aja sih sebenernya kebahagiaan yang kamu kasih itu. Stress aku gak bener-bener ilang, dan skripsi aku gak ada bedanya dengan atau tanpa kamu. Tetep aja stuck. Tetep aja gak selesai.

Kamu itu seperti candu. Racun. Bahkan, kamu memang racun dan candu. Nagih.

Ya iyalah, gimana gak candu, racun dan bikin nagih? Coba liat, kamu itu tersusun dari apa? Dari Nikotin dan Tar. Kurang apa lagi coba? Ya ada sih yang lainnya selain dua itu. Apa perlu aku kasih liat gambar kamu dan isi-isimu? Rasanya gak perlu ya. Dua itu juga udah cukup menjelaskan betapa beracunnya kamu.

Udah tau racun, udah tau ngerusak. Tapi aku kayak gak bisa lepas dari kamu. Meski sekarang bener-bener udah mendingan ketergantungannya aku sama kamu. Jangan tanya aku yang 1 tahun atau 2 tahun yang lalu, dan betapa aku rindunya kehadiran kamu melekat erat, menghias bibir aku. Tanya sama bapak yang jaga warung di sebrang kosan aku. Sehari bisa berapa kali aku bolak-balik kesana, jemput kamu. Atau mas-mas yang sampe kenal aku gara-gara tiap pulang kampus mampir dulu untuk ngajak kamu pulang.

Parah banget kamu! Bener-bener berhasil bikin aku ketagihan kamu.

Kalau lagi kerja, depan komputer, gak ada kamu rasanya aneh. Aku jadi gak bisa mikir. Bego tiba-tiba. Beneran deh, aku juga gak ngerti kenapa. Kayak butuh banget aku sama kamu kalau lagi kerja, seperti inspirasi itu datengnya ya lewat kamu. Gak ada kamu = buntu.

Ini satu-satunya yang paling mempengaruhi aku. Yang masih jadi masalah aku sampe sekarang. Kalau sekedar lagi duduk-duduk aja, nonton DVD, nunggu sesuatu, atau lagi ngumpul, gak ketemu kamu udah gak terlalu jadi masalah. Kalau ada ya, syukur. Gak ada, ya gak dicari.

Aku sih seneng bisa sampe ada di tahap ini. Lumayan lah, daripada enggak. Haha, klise banget omongan aku ini “daripada enggak”. Huuu.. Aku sendiri aja mencibir jadinya.

Tapiii, kalau lagi ada masalah. Gak melulu masalah hati sih. Masalah kampus juga. Apapun yang lagi ganggu pikiran deh. Yang bikin aku jadi tertekan. Stress. Wah, aku pasti langsung cari kamu deh. Kalau perlu aku kabur dulu bentar dari rumah, pergi ke suatu tempat, dan kemudian asik berduaan sama kamu.

Nyerah deh aku kalau lagi stress. Pas aku tiup-tiup kamu, rasanya sedikit stress aku ikut terbang dan bersatu sama udara yang aku gak bisa liat. Ibaratnya, stress itu dibikin ilang, bersamaan aku tiup kamu. Makin banyak ya (harapannya sih) makin banyak yang ilang.
Aku kayaknya belom mau dan belom rela kamu pergi deh. Karena aku masih butuh temen setia yang bakalan nemenin aku terus, ngelewatin paper-paper dan thesis yang udah menanti di depan mata aku mulai bulan depan. Duh, membayangkannya aja bikin aku tiba-tiba kangen sama kamu.

Aku terlampau cinta sepertinya sama kamu. Dasar RACUN!

Dari aku yang kecanduan kamu.

Surat ini,
kupersembahkan untuk semua orang yang punya ketertarikan yang sama
pada racun dan candu yang bikin ketagihan ini.

Thursday, January 20, 2011

7. Vingt Cinq!!

Bon anniversaire, Mba Ajeng!! 25 it is!

Ternyata sudah seperempat abad kamu di dunia ini, dan hampir 6.5 tahun kita saling kenal. 6.5 tahun yang luar biasa buat aku.

Berawal jadi mahasiswa baru di Biologi Unpad. Ngelewatin PCA. Jalanin kuliah, ngikutin praktikum bareng-bareng. Saling ngebantu pas salah satu dari kita jadi Asdos. Seru-seruan di Kulap. Ngerjain penelitian akhir kita yang bener-bener beda, tapi selalu saling mampir ke Lab masing-masing. Tapi sayang kita ga bisa wisuda bareng-bareng waktu itu. Aku bahkan ga dateng pas kamu wisuda. Jahat ya aku? Sebenernya, aku ga dateng bukan karena aku ga sayang sama kamu, Mba. Tapi justru karena aku sedih ga bisa ngelewatin hari ini bareng sama kamu. Ga bisa berdampingan sama kamu, sama-sama pake toga, dan jadi sarjana bareng-bareng. Aku terlalu kecewa plus malu. Tapi dibalik ketidakhadiran aku itu. Aku luar biasa bangga sama kamu!

Kamu ga berhenti nyemangatin aku untuk terus maju dan selesain semua skripsi aku. Biar cepet jadi sarjana. Kamu dateng pas aku Kolokium, biarpun telat, aku ga peduli. Di tengah-tengah ketegangan aku ngadepin sejuta pertanyaan dari penguji yang kebanyakan aku cuma bisa jawab pake senyuman, ngeliat kamu masuk ke ruangan bener-bener bikin aku lega. Seneng banget liat kamu dateng. Bikin aku bisa nafas lebih lega.

Apa aja yah yang udah kita lewatin bareng? Banyak ya. Yang kalau diceritain ulang kayaknya bisa bikin kita ketawa sampe nangis kecapean.

Hei, masih inget? Tangga dekanat, anduk putih, dan discmanmu itu jadi saksi kamu menangis di suatu siang. Gara-gara keputer lagu yang ingetin kamu sama sesorang yang berinisial M. Kalau kamu inget sekarang pasti ketawa+malu. Hahaha. Aku waktu itu sedih banget liat kamu kayak gitu. Khawatiirrr banget sama kamu. Berharap kamu bisa segera move on. Dalam artian, kamu bisa segera melupakan yang buruknya dan senyum lagi. Soalnya susah pasti kalau hati yang disuruh move on. Dan si M ini masih terus ya suka kita bahas kalau lagi telfon-telfonan atau YM-an.

Laluu.. Kamu inget waktu aku lagi struggling menghadapi seseorang berinisial A itu? Yang awalnya kamu sembunyiin dari aku kalau dia suka ngehubungin kamu. Sampe akhirnya kamu nyerah dan kasih tau semuanya sama aku. Karena kamu juga ikutan ga tahan ngadepinnya. Aku bener-bener ngerasa ga enak banget sama kamu, kamu jadi ikut terlibat dan jadi ikut ribet. Di tengah-tengah kamu lagi kerja, bahkan sampe harus silent Hp dan suruh orang lain yang angkat karena bener-bener merasa terganggu.

Aku sampe gak tau gimana caranya lagi untuk berterimakasih sama kamu. Kamu bantu aku lewatin itu semua. Kamu selalu ada. Kamu selalu bales sms aku, selalu angkat telfon aku, selalu dorong aku biar aku gak sedih terus. Dan aku ngerasa luar biasa bisa kenal kamu, bisa punya kamu, bisa didukung sama orang kayak kamu.

Waktu aku tau kamu keterima di tempat kamu kerja sekarang. Bulog. Biarpun kamu bilangnya, ngurusin kutu beras. Aku bangga banget! Seenneenng banget kamu keterima. Dan yang lebih senengnya, kamu di Jakarta kerjanya. Gak jauh, gak susah untuk ditemuin. Sayangnya aku belom sempet juga untuk ngunjungin kamu di Tebet. Padahal alamatmu udah aku pegang. Udah aku simpen baik-baik. Karena sewaktu-waktu aku sempat, aku mau kunjungin kamu. Ohya, waktu kamu cerita kalo setelah 1 taun dan SK turun kamu bisa aja ditempatin di wilayah lain, aku cukup cemas juga. Berharap jangan dipindahin dari Jakarta. Karena aku bisa repot, bisa jadi kelimpungan kalo kamu tiba-tiba pindah ke luar Jawa. Keluar Jawa Barat aja aku bisa bingung. Hahaha, konyol banget ya.

Terakhir kita ketemu tuh pas aku wisuda yah? Wisuda yang bikin kamu terpikat sama seseorang gara-gara denger dia sebut namanya. Hihihi. Lucu! Sebegitu bisa melelehkan hatimu ya orang itu?

Ah, Udah lama ya, Mba. Kangen deh. Eh, tunggu-tunggu... Kita kan ke Job Fair yang di ITB ya waktu itu. Job Fair pertamaku tuh. Dan kita berdua ga dapet panggilan satupun dari yang kita apply hari ini. Hahaha. Menyedihkan! Tapi toh nyatanya, kita sekarang udah dengan kerjaan kita masing-masing ya. Kamu ngitung beras, aku ngerjain makalah di kuliah. :P

Kita ini parah banget deh, jarang banget smsan, telfon-telfonan juga jaraaaanng banget. Cuma sekali dua kali aja. Tapi sekalinya telfon, bisa lamaaaaaaaaaaa banget. Kayak ada sejuta cerita yang kita berdua saling lewatin dan kita saling berusaha untuk tumpahin semuanya.

Biarpun jarang banget kita saling tuker kabar. Tapi rasanya seperti gak pernah ada satupun kabar yang aku ga tau. Yaahh, berterimakasih juga sih sama Facebook yang memudahkan aku untuk "memantau" kabarmu. Tapi, tanpa itupun, aku dan kamu selalu saling bisa tau, kapan salah satu dari kita sedang dirundung masalah. Selalu tepat waktu. Selalu tepat sasaran. Apa yah yang bikin bisa begitu? Rupanya kemajuan teknologi masih kalah ya sama kontak batin. Hihihi, udah kayak apaan aja ya istilahnya "kontak batin" ..

Panjang banget ya surat aku ini? Mudah-mudahan kamu baca ya surat ini. Panjangnya surat ini belom bisa ngewakilin kangennya aku sama kamu. Bahkan secuil pun engga. Kalau suratku ini panjangnya kayak buku Campbell Jilid 1, 2 dan 3, mungkin bisa. Tapi kamu pasti udah keburu males baacanya juga. Dan aku juga bisa-bisa jadi keriting jari-jarinya disuruh ngetik surat sebanyak itu.

Mbaaa, udah 25 umurmu sekarang (aku juga sih, 2 bulan lagi). Udah banyak pastinya pengalaman yang kamu dapetin, selama dari kita belom saling kenal sampe detik aku ngetik ini. Mudah-mudahan makin banyak cerita dan pengalamanmu yang bagus-bagus yang bisa kamu kumpulin di taun-taun berikutnya. Aku selalu doain yang terbaik buat kamu.

Mengutip kembali ucapanku di Facebook-mu, "Selamat ulang taun ya mbaaaaa... Sukses teruuss.. Mudah2an cepet jd istri dokter". Ya mba, itu doaku yang setulus-tulusnya. Terlepas jadi istri dokter yang suaranya menggetarkan batinmu itu atau bukan. Atau bahkan bukan dokter yang bisa mencuri hatimu itu. Tapi aku selalu doain bahwa seseorang yang tepat bakalan dateng ke kamu. Dan ngasih yang terbaik yang dia punya, semuanya untuk kebahagiaan kamu.

Aku belum bisa beliin kado apa-apa untuk kamu, Mba. Bukan tak sempat aku nyari. Tapi aku gak tau harus beli kado apa yang pantes buat kamu. Maka, dihari istimewa kamu ini. Surat ini jadi kado (yang mudah-mudahan) istimewa juga buat kamu. Surat ini gak bisa dibeli dimana-mana.

Sekali lagi, selamat ulang taun ya Mba. Best wishes. You know I'll always be there for you, and I'm just a phone call away from you. And in any time, you can reach me. Lots and tons of hugs and kisses for you, Bestfriend. The very best friend in my world!

Love,
Mbaa Echi

Wednesday, January 19, 2011

6. Sahabat. Aku Rindu.

Hai sahabat,
aku kehilangan kamu. Padahal aku tau kamu gak jauh-jauh. Ada. Kamu masih di belahan dunia yang sama kayak aku. Masih berpijak di planet yang sama dengan aku. Lalu kenapa aku bisa merasa kehilangan kamu?

Karena kita kehilangan waktu bersama kita. Kita kehilangan waktu berjumpa. Dan kita kehilangan sesuatu yang membuat kita saling mencari.

Dan itu benar-benar membuat aku sedih. It breaks my heart.

Hei sahabat,
sadar, udah berapa lama gak ketemu? Kapan terakhir ketemu? Atau gampangnya, kapan terakhir kali kamu kepikiran tentang aku?

Kalau kamu mau tau, kapan terakhir kali aku kepikiran kamu. Jawabku, ya detik ini. Detik aku pencet tuts keyboard ini, ngerangkai kata-kata ini. Aku suka intip Facebook kamu, baca-baca timeline Twitter kamu. Dan setiap kali aku online di YM, aku berharap kamu bakal nyapa atau paling engga nge-buzz aku.

Ya, segitu kangennya aku sama kamu.

Sahabat,
aku sering merasa aku tertinggal dan tak lagi tau banyak hal tentang kamu. Tak lagi seperti dulu yang selalu jadi tempat tampungan cerita-ceritamu. Jadi sandaranmu. Jadi tempat yang bakal kamu datengin, tak peduli kamu butuh atau engga.

Kamu mau tau apa yang paling buat aku sedih? Ketika kamu bilang kangen pada temanmu, dan bukan pada aku. Ya, jangan tanya sedihnya seperti apa. Kamu boleh bayangkan. Kamu boleh coba rasakan.

Sahabat,
biar bagaimanapun, aku tetap anggap sahabatmu, dan tetap menganggap bahwa kamu mengganggapku sahabatmu. Karena sahabat kontraknya seumur hidup. Bukan sesingkat waktu kuliah 3 SKS, ataupun jatah liburan kenaikan kelas dulu.

Sahabat,
lewat surat ini. Aku sampaikan, bahwa aku tetap sayang, tetap peduli, dan tetap rindu akan kamu. Dan persahabatan kita, takkan begitu saja habis, hanya karena perjumpaan kita yang semakin jarang. Dan sampai waktu salah satu dari kita habis pun, kita akan tetap bersahabat.

Dari aku,
yang selalu menjadi sahabatmu

" I fall asleep with my friends around me | the only place I know | I'm going to call this home " ~ Jimmy Eat World, The World You Love.

Tuesday, January 18, 2011

5. Meluapkan Rindu Lewat Kata

Kamu,
yang lagi di Jampang (dimana sih itu) atau di Pelabuhan Ratu atau dimana lah kamu sekarang posisi, lokasi dan koordinatnya aku gak tau persis. Pokoknya kamu dan KuLap-mu itulah yang bikin aku jadi nulis ini.

Hari ini aku sendirian dikamar kamu (gak sih, ada si Bocah Buntut Konde). Sepi deh rasanya. Baru sebentar banget rasanya kemarin ketemu. Cuma secuil waktu kamu yang berhasil aku curi. Itupun udah termasuk kehebohan kita hunting tukang sol sepatu. Demi menyatukan kembali sol sepatu lapanganmu yang copot itu.

Jujur, aku masih ingin curi lebih banyak lagi waktu kamu. Kalau boleh, aku mau curi semuanya.

Aku rindu kamu. Duduk di depan laptopmu, di kamarmu, dengan aroma parfum yang masih wangi, sisa kamu semprot sebelum berangkat tadi, bikin rasa itu makin kuat terasa. Aku kangen kamu. Membayangkan kamu tiduran dikasur, karena aku lagi asik utak utik depan laptop, sambil sesekali pegang tangan atau punggung aku, lalu bertanya "lagi ngapain sih, Yang?", bikin rasa kangen itu semakin menusuk.

Apa kamu tau itu? Mungkin tau, tapi kamu diam saja. Kalau aku suka nangis karena kangen kamu, kamu tau juga? Kalau aku sekarang nangis karena memikirkan kamu, dan membayangkan kamu lagi peluk aku, kamu tau ga? Aku rasa enggak.


Aku sebel kalau nangis begini, kamu suka marah kalau aku nangis. Dan aku paling sebel kalau kamu marah. Tapi aku kangen.

Yang, kamar kamu udah aku sapu. Seprei juga udah aku gantu. Soalnya aku tadi ngebayangin kalau pulang dari lapangan, pas masuk kamar yang rapi pasti enak. Pasti nyaman. Dan buat istirahat juga pasti lebih nikmat.

Sekarang aku mau pulang dulu ya. Gak tahan aku lama-lama disini. Gak ada kamu soalnya, akunya jadi makin ngerasa kangen. Nanti kelamaan disini, tissue kamu abis di pake ngapus air mataku ini.

Dah sayang, sampe ketemu yaa..

Dari aku yang selalu nunggu kamu pulang..

Monday, January 17, 2011

4. Bangun Ya, Aku Mau Curi Waktumu.

Hai sayang,

hari ini kita jumpa ya. Jangan lupa! Jemput aku ya nanti..

Aku bangun ekstra pagi hari ini. Biarpun batuk-batuk dan sesak merajalela begini gara-gara harus melawan dinginnya jam 4 pagi. Tapi gak jadi masalah. Aku bahkan udah masak enak, udah siapin jus, udah siapin segala macem bekal buat kamu. Soalnya kamu selalu seneng aku masakin. Dan aku juga tak kalah senengnya masak buat kamu.

Ah, sudah ya. Aku harus siap-siap nih. Nanti aku telat kesana pula. Aku kan harus kejar bus yang jam 6 pagi.

Kamu.. Sudah siap aku curi waktunya hari ini? Harus siap ya. Makanya bangun kamu ya sayang.

Peluk&Cium dari Aku yang gak sabar mau ketemu..

Sunday, January 16, 2011

3. See You Tomorrow, Dear?


Dear,
I don't know whether tomorrow will come or not for both of us,
but I never stop hoping and wishing to see you tomorrow.

Dear,
I don't know if tomorrow's gonna befriend with us or not,
but I never got tired asking tomorrow to be nice.

Dear,
I cannot tell whats going to happen tomorrow,
but I will not give up on something I haven't tried yet.

Dear,
I would do most anything to see you,
to meet you,
to hold you hands,
to hug you,
to kiss you,
to just be with you.

Because you're nowhere far,
but a day away.

So...
see you tomorrow, Dear?

Saturday, January 15, 2011

2. Surat Untuk Cinta

Malam cinta,
singkat saja ya cinta. Ada sedikit yang ingin aku sampaikan, tepat sebelum aku pejamkan mata. Biar tidurku nyenyak, agar mimpiku indah malam ini.
Lagipula sedang sakit begini rasanya aku begitu lemah untuk lama terjaga.

Cinta,
kamu tau kan aku sedang rindu? Aku rindu sekali. Genggaman tangannya, pelukan hangatnya, ciuman lembutnya. Aku rindu dengna kasih sayangnya yang diungkapkannya dengan cara yang aneh.

Cinta,
bisa bawa aku kesana sekaran? Antar aku temui dia. Bisa kan? Bisa kan? Bisa kan?

Aku cuma ingin tidur disampingnya, dipeluk erat, hangat dan nyaman. Sepanjang malam.
Dengan begitu, mungkin aku bisa sembuh. Dia kan obatku, Cinta. Kamu tau betul itu.

Kita pergi sekarang, Cinta? Kita terbang tembus malam.


Yuk!!!

-- Secarik surat, yang tak lain, untuk diri sendiri. --

Friday, January 14, 2011

1. Pertama Untuk yang Utama

Kamu, pria nomor satu dalam hidupku. Yang selalu jadi pertimbangan dalam langkah-langkahku. Yang senantiasa menjadi pengaruh terbesar dalam keputusan-keputusanku. Aku bahagia, bisa jadi bagian dari hidupmu. Terlebih karena kamu yang membangun hidupku. Kamu yang pasangkan alas pijakanku. Kamu yang dirikan dinding-dinding kokoh disekitarku, hingga aku tak jadi perempuan yang lemah.

Kamu yang buat aku senyum lagi saat aku sedih. Kamu yang tenangkan aku saat aku bingung. Kamu yang hibur aku saat aku marah. Kamu yang jadi motivasiku bergerak. Dan kamu yang mendorongku untuk terus berjalan, menarikku agar tak berhenti.

Segala kesempatan yang sudah aku cicipi, semuanya karena kamu persiapkan dengan sempurna. Kamu bungkus ilmu-ilmu kehidupan dalam paket-paket penuh cinta, dikemas rapi, dijadikan hadiah untukku setiap hari. Aku disinari dukungan, aku di hujani doa.

Aku beruntung.
Beruntung memilikimu, beruntung dimiliki olehmu.

Tak banyak aku bisa berucap. Jangan tanya kenapa. Yang pasti, aku tak mau banyak-banyak membanggakanmu. Nanti ada yang iri dariku, dan hendak merebutmu dariku. Aku tak rela. Tak mau aku membagimu dengan siapapun, apalagi sampai harus kehilanganmu. Tak boleh. Tak mau. Dan jangan sampai.

Yang pasti... Tak peduli betapa besarnya rasa sayang dan cintaku pada pacarku, ataupun dengan suamiku (nantinya), KAMU AKAN TETAP JADI PRIA NOMOR SATU BAGIKU. Dan selamanya akan jadi yang pertama, yang utama, dan nomor satu.

Karena kamu adalah pria terbaik di dunia!

Dan aku takkan berhenti berusaha untuk buatmu bangga. Sepanjang hidupmu. Terimakasih untuk semua cintamu.

Aku selalu sayang Romo.

Salam sayang,
anak perempuan kecilmu.

-- Surat cinta pertama. Persembahan istimewa untuk yang senantiasa jadi yang pertama di hati. --

Time and Date




 

Design by Amanda @ Blogger Buster