Bukan malas. Sungguh aku tidak malas. Aku betul-betul ingin selesaikan ini. Aku sangat ingin ini segera usai. Agar aku tak berhutang lagi. Bahkan pinjaman ini datangnya dari diriku sendiri. Aku tidak mau terus ditagih. Diminta pemenuhan janji.
Tapi aku luar biasa mengantuk. Aku hari ini kelebihan stok rasa kantuk. Kalau boleh, aku mau bagi sedikit untuk setiap pengidap insomnia. Biar mereka bisa tidur nyenyak malam ini. Dan hutangku bisa aku lunasi. Hari ini juga. Malam ini juga.
Ah, mata. Waktuku sempit. Tolonglah. Berdamai denganku. Jangan terus menerus memaksa untuk saling berlekatan. Berpelukan. Bercinta dengan pasangan kalian. Malam ini saja. Besok kamu boleh banyak-banyak meminta waktuku.
Huruf-huruf. Aku juga memohon bantuan kalian. Berhentilah bermain petak umpet. Tanpa kalian aling bersembunyi saja, kalian sudah berserakan dimana-mana. Aku ini butuh kalian kompak. Bersatu. Membentuk kata. Merangkai kalimat. Menyusun paragraf. Dan kalian harus jadi ilmiah.
Jariku pusing. Otakku keriting. Mengetik di lembaran putih, yang sudah berjam-jam tetap saja polos. Tombol backspace dan delete bergantian aku ketuk. Hapus lagi. Hapus terus.
Mampet. Seperti hidung yang tersumpat ketika flu. Bernafas tetap bisa. Tapi sesak. Menghirup udara tetap mampu. Hanya saja sulit.
Ide enggan menampakkan diri malam ini. Sepertinya sedang tidak enak badan. Jadi tidur cepat. Pantas saja aku terjebak di gang sempit yang buntu malam ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment