Kamu, pria nomor satu dalam hidupku. Yang selalu jadi pertimbangan dalam langkah-langkahku. Yang senantiasa menjadi pengaruh terbesar dalam keputusan-keputusanku. Aku bahagia, bisa jadi bagian dari hidupmu. Terlebih karena kamu yang membangun hidupku. Kamu yang pasangkan alas pijakanku. Kamu yang dirikan dinding-dinding kokoh disekitarku, hingga aku tak jadi perempuan yang lemah.
Kamu yang buat aku senyum lagi saat aku sedih. Kamu yang tenangkan aku saat aku bingung. Kamu yang hibur aku saat aku marah. Kamu yang jadi motivasiku bergerak. Dan kamu yang mendorongku untuk terus berjalan, menarikku agar tak berhenti.
Segala kesempatan yang sudah aku cicipi, semuanya karena kamu persiapkan dengan sempurna. Kamu bungkus ilmu-ilmu kehidupan dalam paket-paket penuh cinta, dikemas rapi, dijadikan hadiah untukku setiap hari. Aku disinari dukungan, aku di hujani doa.
Aku beruntung.
Beruntung memilikimu, beruntung dimiliki olehmu.
Tak banyak aku bisa berucap. Jangan tanya kenapa. Yang pasti, aku tak mau banyak-banyak membanggakanmu. Nanti ada yang iri dariku, dan hendak merebutmu dariku. Aku tak rela. Tak mau aku membagimu dengan siapapun, apalagi sampai harus kehilanganmu. Tak boleh. Tak mau. Dan jangan sampai.
Yang pasti... Tak peduli betapa besarnya rasa sayang dan cintaku pada pacarku, ataupun dengan suamiku (nantinya), KAMU AKAN TETAP JADI PRIA NOMOR SATU BAGIKU. Dan selamanya akan jadi yang pertama, yang utama, dan nomor satu.
Karena kamu adalah pria terbaik di dunia!
Dan aku takkan berhenti berusaha untuk buatmu bangga. Sepanjang hidupmu. Terimakasih untuk semua cintamu.
Aku selalu sayang Romo.
Salam sayang,
anak perempuan kecilmu.
-- Surat cinta pertama. Persembahan istimewa untuk yang senantiasa jadi yang pertama di hati. --
0 comments:
Post a Comment