Monday, January 31, 2011

18. Dimataku, Kalianlah Selebtwitts !

Kepada @perempuansore, @ekaOtto, @omemdisini, dan @tuannico, para Tukang @PosCinta di tempatnya masing-masing.

Selamat malam semuanya!

Seneng deh dengan tema hari ke-18 ini. Soalnya dari awal, aku belom pernah ada kesempatan dan belom menyempatkan untuk menulis sepatah dua patah kata untuk kalian. Dan hari ke-18 ini jadi moment yang pas banget!

Gak kerasa ya sudah di penghujung bulan Januari, dan sudah hari ke-18 di parade -tssaah, paradeee- #30HariMenulisSuratCinta ini. Berarti kurang lebih 2 minggu lagi parade ini bakalan usai, dan mudah-mudahan sih perhelatan ini gak berhenti sampe disini aja. Semoga ini jadi awal untuk project-project menarik dan menantang lainnya di kemudian hari.

#30HariMenulisSuratCinta ini tuh bikin mereka-mereka (termasuk aku pastinya) jadi keluar dari sarangnya. Keluar dari blognya masing-masing dan pamer surat cintanya masing-masing. Berusaha bikin yang bagus, yang menarik, yang mengharukan, yang menyentuh, yang lucu, yang, yang, yang, yang luar biasa deh pokoknya. Bikin penulis-penulis yang sebenernya berbakat tapi gak pernah terlihat jadi tampil, karyanya jadi terpampang di blog 30HariMenulisSuratCinta dibaca sekian banyak orang.

Project #30HariMenulisSuratCinta ini tuh luar biasa banget dimataku. Membuat kita-kita - atau setidaknya aku sendiri - jadi tertantang untuk mengolah isi hati, dan pikiran kedalam bentuk tulisan. Gak semua orang bisa melakukan itu, dan gak semuanya bisa merangkai kata dengan gesit. Tapi dengan adanya project ini, banyak yang tadinya bisu jadi bersuara dengan sangat lantang lewat surat-surat cintanya. Gara-gara siapa? Ya jelas karena kalian. Dan ini tuh keren banget.

Berapa banyak sih orang yang bisa menggerakkan sejumlah massa untuk melakukan sesuatu. Jangankan satu dunia twitter, ngajak temen-temen sendiri aja kalau caranya gak tepat, belom tentu mereka bisa dan mau untuk melakukannya. Tapi kalian berhasil. Kalian bisa jadi penggerak. Dalam waktu yang gak terlampau lama, hashtag 30HariMenulisSuratCinta pun berlarian di timelineku setiap harinya. Dan pastinya di timeline orang-orang lainnya diluar sana.

Belum lagi blognya yang sampai detik aku ngetik ini sudah dikunjungi 32081 kali. Itu sudah termasuk 10 kali (atau lebih) kunjungan dari aku sendiri tiap harinya. Itu udah jadi bukti yang lebih daripada cukup bahwa kalian dan project ini luar biasa berhasil.

Dan yang bikin aku senang, karena aku terlibat!

Oh ya, apa project ini ada rencana untuk dibukukan? Sepertinya seru ya kalau bisa dibukukan. Ayo ayo, diwujudkan aja! Kalau ada dalam bentuk buku, pasti aku berminta banget untuk punya.

Para Tukang Pos Cinta, terimakasih ya untuk kesempatannya. Kesempatan untuk berekplorasi dengan kata lewat surat-surat cinta ini. Aku gak sabar untuk ikut gathering tanggal 15 Februari nanti. Ketemu dengan kalian, dan pastinya para penulis surat cinta hebat lainnya.

Salam hangat, sehangat minyak telon dan kasih ibu,

P.S. Pengunjungnya udah 32103 aja lho?! WOW!!

Sunday, January 30, 2011

17. Senangnya Melihat Mas Pulang

Mas,
apa kabarnya? Sehat ya mudah-mudahan. Kangen deh sama kamu, Mas.

Kangen sekali malahan.

Dulu kita sering banget ngabisin waktu berdua. Malem-malem saling cerita. Curhat. Atau sekedar ngelawak gak penting, tapi tetep bisa bikin kita berdua ketawa sampe cape. Aku nemenin kamu belajar. Bantuin kamu ngelewatin masa-masa stress karena takut gak keterima spesialis. Kamu nemenin aku Kolokium. Dan yang paling bikin seneng, kamu dateng pas wisuda aku!! Jagain aku pas ngadepin oknum A. Dan yang paling menyenangkan, pas kita pergi berdua. Makan pancake, ngopi, makan froyo kesukaan kita, liat-liat kemeja. Tapi sekarang udah gak pernah. Kamu sibuk, aku sibuk. Bahkan sms atau saling telfon aja jaarrrang banget.

Kangen banget aku Mas. Kapan lagi kita punya waktu begitu? Waktu kita terbatas sekali sekarang.

Tapi gak apa ya Mas. Kamu tenang aja. Sebagaimana pun besarnya rasa kangen aku. Keinginan aku untuk ngeliat kamu sukses itu lebih besar lagi. Sukses jadi Spesialis Orthopaedi, yang begitu kamu cita-citain selama ini. Konsekuensinya ya kamu jadi jarang pulang. Gak apa kok, Mas. Tenang aja. Nantinya waktu kita untuk bersenang-senang seperti dulu itu pasti kembali. Dan kita pasti lebih bisa menikmatinya dengan sangat puas sekali.
Kamu udah lama ya gak pulang kerumah. Udah 2 minggu kira-kira. Lama gak sih itu sebenernya? Sebentar ya? Tapi, menurut aku lama lho itu. Biasanya kan tiap hari kamu ada dirumah. Ya setidaknya kalaupun gak tiap hari pulang, tapi frekuensi kamu ada di rumah itu lebih tinggi dibandingkan dengan ketidakhadiran kamu.

Waktu 2 minggu yang lalu, pas terakhir kamu pulang itu. Wah, seneng banget aku Mas. Ngeliat motor kamu terparkir di samping mobilnya Romo. Aku langsung sibuk puter otak, mau masak apa ya buat kamu.

Akhirnya, penawaran yang keluar dari mulut aku adalah "Mas, mau sandwich? Atau mie?". Dan jawaban kamu adalah "Dan". Yang kontan aja, bikin aku dan Mama ketawa terbahak-bahak. Selapar itu kah kamu, Mas? Atau kamu kangen aja dibikinin sesuatu. Ah, apapun itu. Yang pasti aku sih dengan senang hati bikinin apa aja buat kamu.

Setelah menghabiskan weekend dirumah, dan menghabiskan segala macem makanan. Akhirnya, kamu menyudahi weekendnya dengan pelukan hangat dan ucapan, "Terimakasih ya, weekend yang menyenangkan sekali". Seketika itu juga, mata rasanya mulai kabur dan terasa air mata mau tumpah.

Tetaplah bersemangat seperti sediakala ya, Mas. Kelelahan kamu mencapai cita-citamu, pastinya akan berbuah manis dan terbayarkan dengan sangat luar biasanya nantinya. Aku selalu doain kamu.

Oh ya, kapan pun kamu pulang, di freezer selalu ada es krim kok buat kamu. ;)

Salam sayang dan peluk erat,
adik kecilmu.

P.S : Ojo ngantuk ya, Mas. Hihihi..

Monday, January 24, 2011

11. Wow, Ternyata!

Wah, wah, wah...

Terkejut luar biasanya gw pas tau. Kalau ternyata. Ternyata temen SD gw - Drimi Padmodimuljo - yang udah bertahun-tahun hilang kontak. Dan baru bertemu lagi via Facebook sekitar akhir tahun 2008. Ternyata. Ternyata sekarang sudah jadi penyanyi terkenal! *mata melotot*

Sungguh-sungguh terkejut. Karena gw bahkan gak pernah tau bahwa temanku ini ternyata punya kemampuan menyanyi. Dan kemampuannya pastinya gak bisa diremehin dong. Pasti luar biasa deh. Buktinya, 19 Januari kemaren lagunya udah mulai mengudara di radio (hasil mengintip timelinenya @dreamofmoi). Wah, wah, wah, makin kagum aja deh jadinya.

Siapa sangka!

Payah banget ya, masa temen sendiri gak tau. Maaf ya Drim! Tapi wajar gak sih? Terakhir kita ketemu aja pas kita masih jaman SD. Kelas berapa-nya aja gw udah lupa. Tapi pas gw cerita-cerita ke nyokap tentang loe. Rupanya nyokap masih inget sama loe, "Oh, Drimi yang beginibeginibegini kan? Yang mamahnya begitubegitubegitu. Yada yada yada." Jadi panjang deh akhirnya nyokap berceritanya.

Eh, mau tau apa yang bikin ketawa pas baca timeline loe beberapa waktu lalu? Tweet loe yang begini nih, "bujeeeet. mixing/mastering aja belum keluar, bajakannya uda muncul. ruaaaar biasa!" Hahaha. Gw antara miris, tersindir, dan malu. Gak kenapa-kenapa sih, karena gw sendiri pun punya kecenderungan buat menikmati yang bajakan. *siap2ditikamsamasemuaorang* Oooppss. Pengakuan yang memalukan bukan? Tapi karena tweet loe itu, membuat gue jadi berjanji pada diri sendiri, "setidaknya untuk menikmati musiknya si Drimi, gue gak mau deh yang bajakan. Malu, Kawan!" Hahaha!

Ah, ya. Loe juga pasti bertanya-tanya. *iya gitu?**PD gilaa* "Apa-apaan sih nih si Echi nulis-nulis surat (cinta?) dan dipostingnya pula di blog?" This is why. Gue lagi berusaha mengikuti project #30harimenulissuratcinta yang dibikin sama @perempuansore, @ekaOtto, dan @omemdisini. Dan di hari ke-11 ini, gw berusaha memenuhi tema yang mereka kasih yaitu surat buat artis. Setelah stuck dengan ke-enggaktahu-an gw untuk nulis buat siapa. Gw pun teringat sama loe tiba-tiba. Loe dan kata-kata yang sering banget loe bilang, "Spread The Love". So, here I am, spreading the love of an old schoolmate to her former classmate! Hahaha! Silly me. Just kill me now, won't ya.

Baiklah, disudahi sajalah surat (cinta?) tiada bermutu ini. Loe kalo konser atau ada manggung di Bandung, kabarin gw yaa. Hihihi..

Spread The Love !

P.S. Foto loe gw catut dari foto yang ada di fanpages loe. Sorry ya tanpa ijin. :P

Sunday, January 23, 2011

10. Sabun dan Shampoo



Sabun dan shampoo,
kamu kan sekarang macem-macem ya variannya. Ukurannya lah. Kegunaannya lah. Banyak banget kan ya? Belom lagi wanginya. Ah, jangan kan ukuran aromanya. Harganya aja macem-macem. Dari yang biasa aja sampe yang bikin bengong.

Kamu kan gunanya untuk bikin kita bersih, bonusnya kita jadi wangi, kan ya?

Tapi kenapa ya kalian jarang berhasil bikin pacar aku jadi rajin mandi dan bercengkrama sama kalian? Aku keabisan ide harus gimana lagi biar dia tergugah. Kasian juga liat kalian menganggur, diem-diem kedinginan di kamar mandi. Berdampingan sama sikat gigi dan odol. Juga sabun cuci muka.

Atau aku yang kurang memotivasi dia?

Ayolah sabun, dan shampoo! Mari kita bekerja sama. Gerilya melawan kemalasan si pacar untuk mandi.

Jadi.. Besok rapat dulu ya denganku. Kita atur strategi. Tempatnya di kamar mandi atas, jam 5 pagi. Tunggu aku ya!


Saturday, January 22, 2011

9. Berbicara Pada Masa Depan

Masa depan,
bukan sekali dua kali aku bayangin kamu. Bukan pertama juga dalam (hampir) 25 tahun hidup aku, malam ini aku berkhayal. Mencoba menerka-nerka. Mencoba menggambar dalam benak, seperti apa kamu nantinya.

Apa aku masih dengan dia? Amin, mudah-mudahan kamu jawab iya. Kita berdua punya bayangan yang besar akan kamu. Kita berdua ingin bangun kamu, dari tingkat yang paling mendasar, sampai jadi sempurna.

Kami punya mimpi. Di mimpi kami, kamu itu indah. Sudah pasti ya. Mana ada orang yang memimpikan sesuatu yang buruk? Bukan kah mimpi selalu dibentuk jadi indah?

Masa depan,
di benak aku kamu itu rumit. Terlalu rumit bahkan. Banyak detail. Aku suka. Aku suka masa depanku kompleks. Aku suka karena kamu berkembang. Meski artinya aku harus kerja keras untuk bikin kamu jadi nyata.

Masa depan,
kamu itu komposisinya harapan dan mimpi. Kamu itu saat ini terwujud dalam gambar, yang hanya kita berdua yang tau seperti apa persisnya. Kamu itu harus dibayangkan supaya muncul jadi nyata.

Masa depan,
aku gak akan menyerah untu mendapatkan kamu. Jadi jangan pergi kemana-mana ya?

Friday, January 21, 2011

8. Terlampau Cinta Sama Candu

Hei kamu. Entahlah kapan awal mula, sebab, dan kapannya aku gak tau tepatnya aku mulai akrab sama kamu. Yang awalnya Cuma sekali dua kali menemuimu dalam sehari. Pada keadaan-keadaan tertentu. Sampai yang seperti tak bisa berhenti dan menahan keinginan untuk bertemu dengan kamu. Mungkin sudah lebih dari 4 tahun aku akrab sama kamu.

Puncak keakraban kita sepertinya pas aku skripsi. Stress luar biasa yang aku rasain, bener-bener seperti yang bisa diluapin dan dihilangkan sama kamu. Tapi ya semu aja sih sebenernya kebahagiaan yang kamu kasih itu. Stress aku gak bener-bener ilang, dan skripsi aku gak ada bedanya dengan atau tanpa kamu. Tetep aja stuck. Tetep aja gak selesai.

Kamu itu seperti candu. Racun. Bahkan, kamu memang racun dan candu. Nagih.

Ya iyalah, gimana gak candu, racun dan bikin nagih? Coba liat, kamu itu tersusun dari apa? Dari Nikotin dan Tar. Kurang apa lagi coba? Ya ada sih yang lainnya selain dua itu. Apa perlu aku kasih liat gambar kamu dan isi-isimu? Rasanya gak perlu ya. Dua itu juga udah cukup menjelaskan betapa beracunnya kamu.

Udah tau racun, udah tau ngerusak. Tapi aku kayak gak bisa lepas dari kamu. Meski sekarang bener-bener udah mendingan ketergantungannya aku sama kamu. Jangan tanya aku yang 1 tahun atau 2 tahun yang lalu, dan betapa aku rindunya kehadiran kamu melekat erat, menghias bibir aku. Tanya sama bapak yang jaga warung di sebrang kosan aku. Sehari bisa berapa kali aku bolak-balik kesana, jemput kamu. Atau mas-mas yang sampe kenal aku gara-gara tiap pulang kampus mampir dulu untuk ngajak kamu pulang.

Parah banget kamu! Bener-bener berhasil bikin aku ketagihan kamu.

Kalau lagi kerja, depan komputer, gak ada kamu rasanya aneh. Aku jadi gak bisa mikir. Bego tiba-tiba. Beneran deh, aku juga gak ngerti kenapa. Kayak butuh banget aku sama kamu kalau lagi kerja, seperti inspirasi itu datengnya ya lewat kamu. Gak ada kamu = buntu.

Ini satu-satunya yang paling mempengaruhi aku. Yang masih jadi masalah aku sampe sekarang. Kalau sekedar lagi duduk-duduk aja, nonton DVD, nunggu sesuatu, atau lagi ngumpul, gak ketemu kamu udah gak terlalu jadi masalah. Kalau ada ya, syukur. Gak ada, ya gak dicari.

Aku sih seneng bisa sampe ada di tahap ini. Lumayan lah, daripada enggak. Haha, klise banget omongan aku ini “daripada enggak”. Huuu.. Aku sendiri aja mencibir jadinya.

Tapiii, kalau lagi ada masalah. Gak melulu masalah hati sih. Masalah kampus juga. Apapun yang lagi ganggu pikiran deh. Yang bikin aku jadi tertekan. Stress. Wah, aku pasti langsung cari kamu deh. Kalau perlu aku kabur dulu bentar dari rumah, pergi ke suatu tempat, dan kemudian asik berduaan sama kamu.

Nyerah deh aku kalau lagi stress. Pas aku tiup-tiup kamu, rasanya sedikit stress aku ikut terbang dan bersatu sama udara yang aku gak bisa liat. Ibaratnya, stress itu dibikin ilang, bersamaan aku tiup kamu. Makin banyak ya (harapannya sih) makin banyak yang ilang.
Aku kayaknya belom mau dan belom rela kamu pergi deh. Karena aku masih butuh temen setia yang bakalan nemenin aku terus, ngelewatin paper-paper dan thesis yang udah menanti di depan mata aku mulai bulan depan. Duh, membayangkannya aja bikin aku tiba-tiba kangen sama kamu.

Aku terlampau cinta sepertinya sama kamu. Dasar RACUN!

Dari aku yang kecanduan kamu.

Surat ini,
kupersembahkan untuk semua orang yang punya ketertarikan yang sama
pada racun dan candu yang bikin ketagihan ini.

Thursday, January 20, 2011

7. Vingt Cinq!!

Bon anniversaire, Mba Ajeng!! 25 it is!

Ternyata sudah seperempat abad kamu di dunia ini, dan hampir 6.5 tahun kita saling kenal. 6.5 tahun yang luar biasa buat aku.

Berawal jadi mahasiswa baru di Biologi Unpad. Ngelewatin PCA. Jalanin kuliah, ngikutin praktikum bareng-bareng. Saling ngebantu pas salah satu dari kita jadi Asdos. Seru-seruan di Kulap. Ngerjain penelitian akhir kita yang bener-bener beda, tapi selalu saling mampir ke Lab masing-masing. Tapi sayang kita ga bisa wisuda bareng-bareng waktu itu. Aku bahkan ga dateng pas kamu wisuda. Jahat ya aku? Sebenernya, aku ga dateng bukan karena aku ga sayang sama kamu, Mba. Tapi justru karena aku sedih ga bisa ngelewatin hari ini bareng sama kamu. Ga bisa berdampingan sama kamu, sama-sama pake toga, dan jadi sarjana bareng-bareng. Aku terlalu kecewa plus malu. Tapi dibalik ketidakhadiran aku itu. Aku luar biasa bangga sama kamu!

Kamu ga berhenti nyemangatin aku untuk terus maju dan selesain semua skripsi aku. Biar cepet jadi sarjana. Kamu dateng pas aku Kolokium, biarpun telat, aku ga peduli. Di tengah-tengah ketegangan aku ngadepin sejuta pertanyaan dari penguji yang kebanyakan aku cuma bisa jawab pake senyuman, ngeliat kamu masuk ke ruangan bener-bener bikin aku lega. Seneng banget liat kamu dateng. Bikin aku bisa nafas lebih lega.

Apa aja yah yang udah kita lewatin bareng? Banyak ya. Yang kalau diceritain ulang kayaknya bisa bikin kita ketawa sampe nangis kecapean.

Hei, masih inget? Tangga dekanat, anduk putih, dan discmanmu itu jadi saksi kamu menangis di suatu siang. Gara-gara keputer lagu yang ingetin kamu sama sesorang yang berinisial M. Kalau kamu inget sekarang pasti ketawa+malu. Hahaha. Aku waktu itu sedih banget liat kamu kayak gitu. Khawatiirrr banget sama kamu. Berharap kamu bisa segera move on. Dalam artian, kamu bisa segera melupakan yang buruknya dan senyum lagi. Soalnya susah pasti kalau hati yang disuruh move on. Dan si M ini masih terus ya suka kita bahas kalau lagi telfon-telfonan atau YM-an.

Laluu.. Kamu inget waktu aku lagi struggling menghadapi seseorang berinisial A itu? Yang awalnya kamu sembunyiin dari aku kalau dia suka ngehubungin kamu. Sampe akhirnya kamu nyerah dan kasih tau semuanya sama aku. Karena kamu juga ikutan ga tahan ngadepinnya. Aku bener-bener ngerasa ga enak banget sama kamu, kamu jadi ikut terlibat dan jadi ikut ribet. Di tengah-tengah kamu lagi kerja, bahkan sampe harus silent Hp dan suruh orang lain yang angkat karena bener-bener merasa terganggu.

Aku sampe gak tau gimana caranya lagi untuk berterimakasih sama kamu. Kamu bantu aku lewatin itu semua. Kamu selalu ada. Kamu selalu bales sms aku, selalu angkat telfon aku, selalu dorong aku biar aku gak sedih terus. Dan aku ngerasa luar biasa bisa kenal kamu, bisa punya kamu, bisa didukung sama orang kayak kamu.

Waktu aku tau kamu keterima di tempat kamu kerja sekarang. Bulog. Biarpun kamu bilangnya, ngurusin kutu beras. Aku bangga banget! Seenneenng banget kamu keterima. Dan yang lebih senengnya, kamu di Jakarta kerjanya. Gak jauh, gak susah untuk ditemuin. Sayangnya aku belom sempet juga untuk ngunjungin kamu di Tebet. Padahal alamatmu udah aku pegang. Udah aku simpen baik-baik. Karena sewaktu-waktu aku sempat, aku mau kunjungin kamu. Ohya, waktu kamu cerita kalo setelah 1 taun dan SK turun kamu bisa aja ditempatin di wilayah lain, aku cukup cemas juga. Berharap jangan dipindahin dari Jakarta. Karena aku bisa repot, bisa jadi kelimpungan kalo kamu tiba-tiba pindah ke luar Jawa. Keluar Jawa Barat aja aku bisa bingung. Hahaha, konyol banget ya.

Terakhir kita ketemu tuh pas aku wisuda yah? Wisuda yang bikin kamu terpikat sama seseorang gara-gara denger dia sebut namanya. Hihihi. Lucu! Sebegitu bisa melelehkan hatimu ya orang itu?

Ah, Udah lama ya, Mba. Kangen deh. Eh, tunggu-tunggu... Kita kan ke Job Fair yang di ITB ya waktu itu. Job Fair pertamaku tuh. Dan kita berdua ga dapet panggilan satupun dari yang kita apply hari ini. Hahaha. Menyedihkan! Tapi toh nyatanya, kita sekarang udah dengan kerjaan kita masing-masing ya. Kamu ngitung beras, aku ngerjain makalah di kuliah. :P

Kita ini parah banget deh, jarang banget smsan, telfon-telfonan juga jaraaaanng banget. Cuma sekali dua kali aja. Tapi sekalinya telfon, bisa lamaaaaaaaaaaa banget. Kayak ada sejuta cerita yang kita berdua saling lewatin dan kita saling berusaha untuk tumpahin semuanya.

Biarpun jarang banget kita saling tuker kabar. Tapi rasanya seperti gak pernah ada satupun kabar yang aku ga tau. Yaahh, berterimakasih juga sih sama Facebook yang memudahkan aku untuk "memantau" kabarmu. Tapi, tanpa itupun, aku dan kamu selalu saling bisa tau, kapan salah satu dari kita sedang dirundung masalah. Selalu tepat waktu. Selalu tepat sasaran. Apa yah yang bikin bisa begitu? Rupanya kemajuan teknologi masih kalah ya sama kontak batin. Hihihi, udah kayak apaan aja ya istilahnya "kontak batin" ..

Panjang banget ya surat aku ini? Mudah-mudahan kamu baca ya surat ini. Panjangnya surat ini belom bisa ngewakilin kangennya aku sama kamu. Bahkan secuil pun engga. Kalau suratku ini panjangnya kayak buku Campbell Jilid 1, 2 dan 3, mungkin bisa. Tapi kamu pasti udah keburu males baacanya juga. Dan aku juga bisa-bisa jadi keriting jari-jarinya disuruh ngetik surat sebanyak itu.

Mbaaa, udah 25 umurmu sekarang (aku juga sih, 2 bulan lagi). Udah banyak pastinya pengalaman yang kamu dapetin, selama dari kita belom saling kenal sampe detik aku ngetik ini. Mudah-mudahan makin banyak cerita dan pengalamanmu yang bagus-bagus yang bisa kamu kumpulin di taun-taun berikutnya. Aku selalu doain yang terbaik buat kamu.

Mengutip kembali ucapanku di Facebook-mu, "Selamat ulang taun ya mbaaaaa... Sukses teruuss.. Mudah2an cepet jd istri dokter". Ya mba, itu doaku yang setulus-tulusnya. Terlepas jadi istri dokter yang suaranya menggetarkan batinmu itu atau bukan. Atau bahkan bukan dokter yang bisa mencuri hatimu itu. Tapi aku selalu doain bahwa seseorang yang tepat bakalan dateng ke kamu. Dan ngasih yang terbaik yang dia punya, semuanya untuk kebahagiaan kamu.

Aku belum bisa beliin kado apa-apa untuk kamu, Mba. Bukan tak sempat aku nyari. Tapi aku gak tau harus beli kado apa yang pantes buat kamu. Maka, dihari istimewa kamu ini. Surat ini jadi kado (yang mudah-mudahan) istimewa juga buat kamu. Surat ini gak bisa dibeli dimana-mana.

Sekali lagi, selamat ulang taun ya Mba. Best wishes. You know I'll always be there for you, and I'm just a phone call away from you. And in any time, you can reach me. Lots and tons of hugs and kisses for you, Bestfriend. The very best friend in my world!

Love,
Mbaa Echi

Wednesday, January 19, 2011

6. Sahabat. Aku Rindu.

Hai sahabat,
aku kehilangan kamu. Padahal aku tau kamu gak jauh-jauh. Ada. Kamu masih di belahan dunia yang sama kayak aku. Masih berpijak di planet yang sama dengan aku. Lalu kenapa aku bisa merasa kehilangan kamu?

Karena kita kehilangan waktu bersama kita. Kita kehilangan waktu berjumpa. Dan kita kehilangan sesuatu yang membuat kita saling mencari.

Dan itu benar-benar membuat aku sedih. It breaks my heart.

Hei sahabat,
sadar, udah berapa lama gak ketemu? Kapan terakhir ketemu? Atau gampangnya, kapan terakhir kali kamu kepikiran tentang aku?

Kalau kamu mau tau, kapan terakhir kali aku kepikiran kamu. Jawabku, ya detik ini. Detik aku pencet tuts keyboard ini, ngerangkai kata-kata ini. Aku suka intip Facebook kamu, baca-baca timeline Twitter kamu. Dan setiap kali aku online di YM, aku berharap kamu bakal nyapa atau paling engga nge-buzz aku.

Ya, segitu kangennya aku sama kamu.

Sahabat,
aku sering merasa aku tertinggal dan tak lagi tau banyak hal tentang kamu. Tak lagi seperti dulu yang selalu jadi tempat tampungan cerita-ceritamu. Jadi sandaranmu. Jadi tempat yang bakal kamu datengin, tak peduli kamu butuh atau engga.

Kamu mau tau apa yang paling buat aku sedih? Ketika kamu bilang kangen pada temanmu, dan bukan pada aku. Ya, jangan tanya sedihnya seperti apa. Kamu boleh bayangkan. Kamu boleh coba rasakan.

Sahabat,
biar bagaimanapun, aku tetap anggap sahabatmu, dan tetap menganggap bahwa kamu mengganggapku sahabatmu. Karena sahabat kontraknya seumur hidup. Bukan sesingkat waktu kuliah 3 SKS, ataupun jatah liburan kenaikan kelas dulu.

Sahabat,
lewat surat ini. Aku sampaikan, bahwa aku tetap sayang, tetap peduli, dan tetap rindu akan kamu. Dan persahabatan kita, takkan begitu saja habis, hanya karena perjumpaan kita yang semakin jarang. Dan sampai waktu salah satu dari kita habis pun, kita akan tetap bersahabat.

Dari aku,
yang selalu menjadi sahabatmu

" I fall asleep with my friends around me | the only place I know | I'm going to call this home " ~ Jimmy Eat World, The World You Love.

Tuesday, January 18, 2011

5. Meluapkan Rindu Lewat Kata

Kamu,
yang lagi di Jampang (dimana sih itu) atau di Pelabuhan Ratu atau dimana lah kamu sekarang posisi, lokasi dan koordinatnya aku gak tau persis. Pokoknya kamu dan KuLap-mu itulah yang bikin aku jadi nulis ini.

Hari ini aku sendirian dikamar kamu (gak sih, ada si Bocah Buntut Konde). Sepi deh rasanya. Baru sebentar banget rasanya kemarin ketemu. Cuma secuil waktu kamu yang berhasil aku curi. Itupun udah termasuk kehebohan kita hunting tukang sol sepatu. Demi menyatukan kembali sol sepatu lapanganmu yang copot itu.

Jujur, aku masih ingin curi lebih banyak lagi waktu kamu. Kalau boleh, aku mau curi semuanya.

Aku rindu kamu. Duduk di depan laptopmu, di kamarmu, dengan aroma parfum yang masih wangi, sisa kamu semprot sebelum berangkat tadi, bikin rasa itu makin kuat terasa. Aku kangen kamu. Membayangkan kamu tiduran dikasur, karena aku lagi asik utak utik depan laptop, sambil sesekali pegang tangan atau punggung aku, lalu bertanya "lagi ngapain sih, Yang?", bikin rasa kangen itu semakin menusuk.

Apa kamu tau itu? Mungkin tau, tapi kamu diam saja. Kalau aku suka nangis karena kangen kamu, kamu tau juga? Kalau aku sekarang nangis karena memikirkan kamu, dan membayangkan kamu lagi peluk aku, kamu tau ga? Aku rasa enggak.


Aku sebel kalau nangis begini, kamu suka marah kalau aku nangis. Dan aku paling sebel kalau kamu marah. Tapi aku kangen.

Yang, kamar kamu udah aku sapu. Seprei juga udah aku gantu. Soalnya aku tadi ngebayangin kalau pulang dari lapangan, pas masuk kamar yang rapi pasti enak. Pasti nyaman. Dan buat istirahat juga pasti lebih nikmat.

Sekarang aku mau pulang dulu ya. Gak tahan aku lama-lama disini. Gak ada kamu soalnya, akunya jadi makin ngerasa kangen. Nanti kelamaan disini, tissue kamu abis di pake ngapus air mataku ini.

Dah sayang, sampe ketemu yaa..

Dari aku yang selalu nunggu kamu pulang..

Monday, January 17, 2011

4. Bangun Ya, Aku Mau Curi Waktumu.

Hai sayang,

hari ini kita jumpa ya. Jangan lupa! Jemput aku ya nanti..

Aku bangun ekstra pagi hari ini. Biarpun batuk-batuk dan sesak merajalela begini gara-gara harus melawan dinginnya jam 4 pagi. Tapi gak jadi masalah. Aku bahkan udah masak enak, udah siapin jus, udah siapin segala macem bekal buat kamu. Soalnya kamu selalu seneng aku masakin. Dan aku juga tak kalah senengnya masak buat kamu.

Ah, sudah ya. Aku harus siap-siap nih. Nanti aku telat kesana pula. Aku kan harus kejar bus yang jam 6 pagi.

Kamu.. Sudah siap aku curi waktunya hari ini? Harus siap ya. Makanya bangun kamu ya sayang.

Peluk&Cium dari Aku yang gak sabar mau ketemu..

Sunday, January 16, 2011

3. See You Tomorrow, Dear?


Dear,
I don't know whether tomorrow will come or not for both of us,
but I never stop hoping and wishing to see you tomorrow.

Dear,
I don't know if tomorrow's gonna befriend with us or not,
but I never got tired asking tomorrow to be nice.

Dear,
I cannot tell whats going to happen tomorrow,
but I will not give up on something I haven't tried yet.

Dear,
I would do most anything to see you,
to meet you,
to hold you hands,
to hug you,
to kiss you,
to just be with you.

Because you're nowhere far,
but a day away.

So...
see you tomorrow, Dear?

Saturday, January 15, 2011

2. Surat Untuk Cinta

Malam cinta,
singkat saja ya cinta. Ada sedikit yang ingin aku sampaikan, tepat sebelum aku pejamkan mata. Biar tidurku nyenyak, agar mimpiku indah malam ini.
Lagipula sedang sakit begini rasanya aku begitu lemah untuk lama terjaga.

Cinta,
kamu tau kan aku sedang rindu? Aku rindu sekali. Genggaman tangannya, pelukan hangatnya, ciuman lembutnya. Aku rindu dengna kasih sayangnya yang diungkapkannya dengan cara yang aneh.

Cinta,
bisa bawa aku kesana sekaran? Antar aku temui dia. Bisa kan? Bisa kan? Bisa kan?

Aku cuma ingin tidur disampingnya, dipeluk erat, hangat dan nyaman. Sepanjang malam.
Dengan begitu, mungkin aku bisa sembuh. Dia kan obatku, Cinta. Kamu tau betul itu.

Kita pergi sekarang, Cinta? Kita terbang tembus malam.


Yuk!!!

-- Secarik surat, yang tak lain, untuk diri sendiri. --

Friday, January 14, 2011

1. Pertama Untuk yang Utama

Kamu, pria nomor satu dalam hidupku. Yang selalu jadi pertimbangan dalam langkah-langkahku. Yang senantiasa menjadi pengaruh terbesar dalam keputusan-keputusanku. Aku bahagia, bisa jadi bagian dari hidupmu. Terlebih karena kamu yang membangun hidupku. Kamu yang pasangkan alas pijakanku. Kamu yang dirikan dinding-dinding kokoh disekitarku, hingga aku tak jadi perempuan yang lemah.

Kamu yang buat aku senyum lagi saat aku sedih. Kamu yang tenangkan aku saat aku bingung. Kamu yang hibur aku saat aku marah. Kamu yang jadi motivasiku bergerak. Dan kamu yang mendorongku untuk terus berjalan, menarikku agar tak berhenti.

Segala kesempatan yang sudah aku cicipi, semuanya karena kamu persiapkan dengan sempurna. Kamu bungkus ilmu-ilmu kehidupan dalam paket-paket penuh cinta, dikemas rapi, dijadikan hadiah untukku setiap hari. Aku disinari dukungan, aku di hujani doa.

Aku beruntung.
Beruntung memilikimu, beruntung dimiliki olehmu.

Tak banyak aku bisa berucap. Jangan tanya kenapa. Yang pasti, aku tak mau banyak-banyak membanggakanmu. Nanti ada yang iri dariku, dan hendak merebutmu dariku. Aku tak rela. Tak mau aku membagimu dengan siapapun, apalagi sampai harus kehilanganmu. Tak boleh. Tak mau. Dan jangan sampai.

Yang pasti... Tak peduli betapa besarnya rasa sayang dan cintaku pada pacarku, ataupun dengan suamiku (nantinya), KAMU AKAN TETAP JADI PRIA NOMOR SATU BAGIKU. Dan selamanya akan jadi yang pertama, yang utama, dan nomor satu.

Karena kamu adalah pria terbaik di dunia!

Dan aku takkan berhenti berusaha untuk buatmu bangga. Sepanjang hidupmu. Terimakasih untuk semua cintamu.

Aku selalu sayang Romo.

Salam sayang,
anak perempuan kecilmu.

-- Surat cinta pertama. Persembahan istimewa untuk yang senantiasa jadi yang pertama di hati. --

Time and Date




 

Design by Amanda @ Blogger Buster