Sunday, May 30, 2010

Cemburu dan Janji

Masalah yang (kayaknya) lumrah banget dan sering banget terjadi di dalam suatu hubungan adalah 2 hal ini. Cemburu dan Janji. Biasa terjadi, tapi selalu saja jadi masalah. Selalu membuat suasana hati terjun bebas.

Betul?

Dalam selang 3 hari ini, ada 2 orang yang cerita sama aku.
Yang 1 sahabatku, yang 1-nya sepupuku.
Yang 1 mengalami masalah seputar cemburu. Yang 1 soal janji.

Si sahabat (sebut saja A) dicemburui sama seorang perempuan. Si perempuan ini pacar dari sahabatnya si sahabat (sebut saja B). A dan B sudah bersahabat sejak awal kuliah. 4 hampir 5 tahun kuliah bareng, banyak hal yang dilewatin bareng. Banyak hal yang udah saling diceritain.
Semenjak kuliah selesai, si A kerja di Jakarta, si B ..... (hmm, jujur, aku agak kurang tau posisi si B sekarang dimana). Karenanya satu-satunya hal yang mereka bisa lakukan adalah saling menjaga komunikasi. Sesekali telfon atau SMS. Sesekali chatting. Tanya kabar, atau sekedar saling bercerita.

Si perempuan ini cemburu sama A. Mungkin karena keakraban dan kedekatan si A dan si B, mungkin itu membuat si perempuan jadi jengah. Mungkin si perempuan merasa ada sesuatu yang dia tidak tau.
Si A pusing. Kenapa harus cemburu. Karena katanya si A dan B juga sekarang tidak sedekat dulu. Jangan untuk bertemu yang frekuensinya bisa dihitung dengan 1 tangan, itupun jari tidak habis untuk menghitungnya. Apalagi SMS atau telfon.

Aku gak mau bela salah satu dari keduanya. Aku tau perasaan keduanya. Aku pernah ada di posisi keduanya.
Jadi si perempuan, wajar merasa cemburu dengan perempuan lain yang akrab dengan pacarnya. Takut kehilangan, takut direbut, takut tersisihkan. Takut karena merasa posisinya tidak aman. Karena hati orang siapa yang tahu. Ya kan? Mulut bisa bicara beda dengan hati.
Jadi si sahabat, wajar jadi kesal dan pusing 7 keliling. Merasa tidak salah, karena persahabatan mereka murni persahabatan. Merasa selalu dipermasalahkan untuk sesuatu yang dia rasa seharusnya tidak jadi masalah.

Masalah cemburu tidak pernah mudah cari jalan keluarnya.
Jadi si pacar, mau berusaha mengerti dengan persahabatan yang sudah dijalin pacarnya dengan si A. Pasti sulit. Karena masih menang rasa takutnya.
Jadi si sahabat, mau berusaha mengalah karena tau rasanya cemburu seperti apa, tapi rasanya sudah cukup banyak mengalah dengan sangat menjaga jarak.

Aku disini tidak untuk memberi solusi. Tidak untuk membela salah satu pihak. Cuma menyediakan telinga untuk mendengar keluh kesah. Karena semuanya kembali lagi ke masing-masing. Kembali ke hati masing-masing untuk mencari jalan bagaimana cara mengatasi kecemburuan yang menyala-nyala.

Tentang si sepupu. Dia beberapa hari yang lalu dijanjikan sama seorang laki-laki, katanya si laki-laki mau berkunjung, mau bertemu. Ya sudah, si sepupu meluangkan waktunya. Siap untuk bertemu. Tapi apa jadinya? Seharian tidak ada kabarnya.

Bukannya si sepupu berharap setengah mati mau ditemui. Bukan pula dia yang meminta si laki-laki untuk datang dan menemuinya. Tapi dia gak suka dengan sikap sesorang yang sudah berjanji kemudian tidak menepati janjinya dan tidak memberi kabar. Mengutip kata-kata si sepupu, "dia harus memahami bahwa aku adalah orang yang berkomitmen terhadap janji"

Dan sebagaimana aku mengutip komentarku sendiri, "Semua orang juga pastinya punya komitmen yang tinggi dengan sebuah janji. Semua orang pasti berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi janjinya. Tapi yang selalu jadi permasalahan adalah, apakah orang yang memberikan janjinya itu berpikir hal yang sama. Begitu kan? Kita yang dijanjikan pastinya akan menunggu, dan (seharusnya) yang memberi janji berusaha untuk memenuhinya. Aku juga paling ga suka kalau ada yang janji sesuatu, terusnya gak ditepati. Aku lebih menghargai orang yang janji lalu terlambat menepatinya dan meminta maaf, daripada yang ingkar dan tidak merasa salah."

Janji adalah suatu hal krusial yang wajib untuk dijaga. Janji adalah sesuatu yang tidak bisa ditarik kembali. Selama kita masih punya hati, aku rasa kita akan merasa sangat tidak enak seandainya harus sampai mengingkari janji. Harusnya merasa sangat bersalah seandainya sudah membuat orang menunggu dan mengharapkan sesuatu yang sudah dijanjikan.

Meminta maaf bukan hal yang sulit. Memang janji tidak akan semudah itu dihapus dengan 1 kata maaf. Tapi maaf memperbaiki keadaan. Maaf membuat kita tau, bahwa orang itu menyesali perbuatannya, terlebih menyesali bahwa dia harus sampai ingkar janji.

Buat aku pribadi, sekali orang membuat sebuah janji. Aku akan menunggu sampai janji itu dipenuhi. Janji adalah janji. Aku hargai setiap tetes keringat yang keluar untuk memenuhi janji itu. Buatku janji sekecil apapun yang sudah dipenuhi, aku beri penghargaan tertinggi di hati aku. Jadi berhati-hatilah membuat janji.

Berhati-hatilah, jangan buat seseorang sedih karena cemburu apalagi karena ingkar janji.

0 comments:

Time and Date




 

Design by Amanda @ Blogger Buster