Atau memang saya sudah mati?
Mati dari kehidupan yang hiruk pikuk.
Hilang dari kesibukan dunia.
Ah, mulai saya meracau.
Iya, saya bosan berkawan sama benda mati. Bukannya saya tidak butuh mereka, saya butuh. Sangat malahan. Terlebih karena teman saya yang punya kemampuan bernafas, bergerak, tumbuh dan berkembang, serta ciri lainnya yang membuktikan bahwa mereka betul makhluk hidup entahlah dimana. Sibuk mungkin. Yah, semua punya kesibukannya masing-masing. Tidak seperti saya.
Saya bangun setiap harinya untuk melakukan rutinitas yang sama. Setiap harinya. Yang membuat beda hanya, apa hari itu saya mau keluar rumah atau tidak. Dan sudahlah pasti saya akan sendiri kalaupun pergi.
Bukan saya gak bisa pergi sendiri. Tapi bukannya kita ini sebagai manusia tercipta sebagai makhluk sosial? Bukannya sejak SD bahkan TK itu sudah ditanamkan dengan sangat baik pada kita semua? Saya masih butuh manusia lain untuk berjalan di samping kiri-kanan saya. Yang ikut berkomentar untuk sesuatu yang kita liat, atau sesuatu yang kami anggap menarik/aneh (ini batasnya terlalu tipis).
Layar - TV, komputer, Handphone - bukan lagi menjadi sesuatu yang teramat menyenangkan untuk ditatap. Saya bosan liat acara TV yang kalau bukan sinetron pasti reality show. Bahkan keduanya gak ada bedanya. Komputer, apa yang dilihat? Browsing? Twitter? Facebook? E-mail? Game? Bosan! Itu terus yang dilihat. Handphone, apa yang mau dilihat? Berbunyi saja tidak. Sekalinya bunyi, apalagi kalau bukan dari provider yang terus-terusan promosi.
Lalu sekarang mau ngapain lagi? Masak? Siapa yang mau makan? Tidur? Udah kebanyakan. Telfon? iya 5 menit ketawa haha hihi, selanjutnya basi lagi.
Gak mau bilang pengen mati aja, karena nanti kalau di kabulkan sama Allah, pasti saya nyesel udah ngomong begitu. Tapi saya harus apa sekarang kalau begitu?
0 comments:
Post a Comment